Selamatkan Tri Sutrisno, SBY, hingga AM Hendropriyono, Dokter Terawan Malah Dipecat
Metode 'cuci otak' Dokter Agus Terawan dipersoalkan, meski telah mengobatai ribuan orang penderita stroke.
SURYA.CO.ID - Ketua Dewan Pembina Partai Golkar menyerukan upaya penyelamatan terhadap Mayjen TNI dr Terawan Agus Putranto.
Terawan Agus Putranto adalah dokter ahli yang juga menjadi Kepala RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.
Dokter Terawan dipecat atau diberhentikan dari keanggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) karena dianggap melanggar etik.
Baca: Mantan Kepala BIN Usulkan Terapi Cuci Otak Dokter Terawan Dapat Nobel, Ini Kehebatannya
Baca: 3 Laki-Laki Ganteng yang Pernah Menikahi Rachmawati Soekarnoputri
Baca: Hujan Es dan Angin Kencang di Mojokerto Rusak Rumah Warga
Metode 'cuci otak'nya dipersoalkan. Padahal, kata Aburizal Bakrie, melalui akun instagramnya, metode itu telah menolong baik mencegah maupun mengobatai ribuan orang penderita stroke.
"Saya sendiri termasuk yang merasakan manfaatnya, juga Pak Tri Sutrisno, SBY, AM Hendropriyono, dan banyak tokoh/pejabat, juga masyarakat luas. Mudah menemukan testimoni orang yang tertolong oleh dr Terawan," tulis Aburizal Bakrie di akun Instagramnya, Selasa (3/4/2018) sekitar 5 jam lalu.
Susilo Bambang Yudhono (SBY) adalah Presiden RI dua periode, Tri Sutrisno adalah Wakil Presiden RI pada era Presiden Soeharto, dan AM Hendropriyono adalah mantan menteri.
"Orang yang dengki terhadap keberhasilan orang lain, adalah orang yang tak pandai mensyukuri, bahwa Allah telah memberikan kelebihan pada siapapun yang dikehendakinya," tulis Aburizal.
Dia berharap Kepala Staf TNI Angkatan Darat memberi kesempatan kepada dr Terawan untuk membela diri.
Karena itu, dia menyerukan upaya penyelamatan terhadap dr Terawan dengan menulis hastag #SaveDokterTerawan
Ini status lengkap Aburizal Bakrie:
@aburizalbakrie.id: Ramai diberitakan kabar Kepala RSPAD Mayjen TNI dr Terawan Agus Putranto, diberhentikan oleh IDI dengan alasan etik.
Metode “cuci otak”nya dipermasalahkan, padahal dengan itu dia telah menolong baik mencegah maupun mengobati puluhan ribu orang penderita stroke.
Saya sendiri termasuk yang merasakan manfaatnya, juga Pak Tri Sutrisno, SBY, AM Hendropriyono, dan banyak tokoh/pejabat, juga masyarakat luas. Mudah menemukan testimoni orang yang tertolong oleh dr Terawan.
Inilah mengapa saya perlu ikut membela dia. Orang yang dengki terhadap keberhasilan orang lain, adalah orang yang tak pandai mensyukuri, bahwa Allah telah memberikan kelebihan pada siapapun yang dikehendakinya.
Mudah-mudahan KASAD sebagai atasannya dapat mengijinkan dr Terawan membela diri.
#SaveDokterTerawan
Status Aburizal Bakrie ini kemudian mendapat komentar sejumlahnetizen (warganet).
@hamdan4938Assalamu'alaikum org tua aku sayangi dan aku cintai selamat pagi
@endiantoIkut prihatin. Tetapi masalah ini sebaiknya dibicarakan secara terbuka saja
@lamonta_mKami jg mendukung dr terawan
@sapandi5621Mantap bapak, terus perjuangkan ....
@endangsetyaningsihfirmansyahMaju terus untuk Bangsa dan Negara... sesuai program Presiden Revolusi Mental ...MERDEKA!!!
@michaelalexander1991Cuci otak gmn om ?
@elfizal#SaveDrTerawan hebat banget ya IDI...
@andiaswadSetuju.....manfaat nya byk dan baik
@nathfrans#SaveDokterTerawan
@ade_kasep99Save my fried terawan
@ade_kasep99#save terawan#
Seperti diberitakan, Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan, dr Terawan terbukti melakukan pelanggaran etik kedokteran yang berat.
Majelis Kehormatan Etik IDI memecat sementara (selama setahun) dr Terawan sebagai anggota IDI.
Menurut surat berkop Pengurus Besar IDI, pemecatan terhadap dokter tentara yang kini menjabat sebagai Kepala RSPAD Gatot Subroto Jakarta itu terhitung sejak tanggal 26 Februari 2018.
Metode 'cuci otak' yang diterapkan dokter Terawan bagi penderita stroke menjadi masalah dan membuat IDI meradang sampai memecatnya.
Masalah jadi berlarut-larut lantaran Kepala RSPAD dan anggota tim dokter Presiden itu enggan menanggapi undangan pemeriksaan terhadap praktik 'cuci otak' itu ke rekan sejawatnya di IDI.
Dikutip Surya.co.id dari ceknricek.com, IDI menilai penerima Bintang Mahaputera Naraya itu tidak terbuka dan selalu tak mau memberikan penjelasan di forum ilmiah kepada sesama sejawat kedokteran.
Padahal ada kecemasan akan keamanan dan risiko terapi itu bagi pasien.
Dokter Terawan menjelaskan metode 'cuci otak' itusecara ringkas sebenarnya adalah memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke.
Ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh darah di area otak.
Penyumbatan dapat mengakibatkan aliran darah ke otak bisa macet. Jika ini terjadi, saraf tubuh tidak bisa bekerja dengan baik.
Kondisi inilah yang terjadi pada pasien stroke. Sumbatan itu lewat metode DSA kemudian dibersihkan sehingga pembuluh darah kembali bersih dan aliran darah pun normal kembali.
Bagaimana caranya membersihkan sumbatan? Ada pelbagai cara. Mulai dari pemasangan balon di jaringan otak (transcranial LED), yang kemudian dibantu terapi. Hasilnya diakui cukup bagus.
Selain itu, ada juga cara lain memasukkan cairan Heparin yang bisa memberi pengaruh pada pembuluh darah.
Cairan itu juga menimbulkan efek anti pembekuan darah di pembuluh darah.
"Ada banyak pasien yang merasa sembuh atau diringankan oleh terapi “cuci otak” itu, jelas Terawan.
Buktinya, setelah menerapkan metode DSA itu nama DR Terawan dan RSPAD pun melambung.
Baca: Ivan Rivky Kabira Mengaku Sebagai Dilan Asli, Pidi Baiq: Nanti Saya yang Akan Umumkan Siapa Dilan!
Baca: A Quite Place Tayang di Indonesia, Berikut 5 Alasan Mengapa Film Ini Layak Ditonton
Baca: Ratna Sarumpaet Ngamuk Mobilnya Diderek, Ibu Atiqah Hasiholan Itu Mengancam : ‘Saya Telepon Anies!’
Baca: Via Vallen Ubah Gaya Rambutnya Jadi Keriting, Netizen: Mirip Artis Korea!