Reportase dari Jepang

Sinar Tahun Baru dan Semangat Islam di Negeri Sakura

La tahzan innallahma'ana .. jangan bersedih, keunggulan Islam muncul selama keimanan jadi landasan di setiap pribadi muslim ..

Editor: Tri Hatma Ningsih
dokumentasi KMII Jepang
Keluarga Masyarakat Islam Indonesia di Jepang 

Reportase Wiwin Is Effendi
Mahasiswa program doktoral di Universitas Kobe Jepang/Ketua Muslim PPI Kobe

 

RUMAH berarsitektur Jepang yang sudah dialihfungsikan sebagai masjid itu tampak tak berbeda dengan bangunan di sekelilingnya. Yang sedikit membedakan adalah tambahan ruang kecil berukuran 1x2 meter yang berfungsi sebagai mihrab imam; tepat di sisi depan rumah.

Suasana siang itu tampak lebih ramai dibanding hari-hari biasa kala sejumlah muslim dan muslimah berdatangan, baik rombongan atau perorangan.

"Alhamdulillah satu  Januari ini Keluarga Masyarakat Islam Indonesia  atau KMII Kansai, Jepang akan mengadakan kajian awal tahun 2018 sekaligus mabit (menginap)," kata Machda Fahmi, ketua muslim Kyoto sekaligus ketua panitia.

Udara dingin, ditambah kencangnya angin tidak menyurutkan niat muslim Indonesia dari Kyoto, Osaka, Nara dan Kobe yang tergabung dalam KMII Kansai mendatangi kajian.

Acara bina iman memang sudah menjadi agenda rutin KMII Kansai dalam mengisi liburan tahun baru di Jepang. Kali ini yang mengisi acara adalah Ust. Abdullah Haidir Lc yang diundang oleh muslim Indonesia di Jepang untuk bersafari dakwah.

Selepas siang jumlah jamaah semakin bertambah dan adzan dhuhur mulai dikumandangkan. Menikmati hidangan jasmani ala Indonesia menjadikan suasana siang penuh keceriaan dan ajang saling bercerita.

Pengajian pun dibuka dengan tilawah Quran oleh anak TPQ Osaka, dilanjutkan dengan materi sesi pertama tentang masa depan adalah milik Islam.

"Islam telah meletakkan prinsip-prinsip yang paripurna dalam menyiapkan masa depan kita, baik masa depan jangka pendek (hidup di dunia) maupun masa depan sebenarnya (kehidupan kekal di akhirat)," kata dai yang lama bekerja di Islamic Center Riyadh, Arab Saudi itu.

Pengajian dihentikan sejenak untuk diselingi jamaah ashar. Jamaah masjid Ibaraki Osaka tempat berlangsungnya kajian merupakan hasil perjuangan muslim Indonesia, India, Pakistan, Malaysia dan beberapa muslim dari Afrika.

Yang cukup menarik dari masjid ini adalah keberadaan kantin kejujuran di dalamnya. Beragam makanan dan daging halal bisa dibeli dan cukup memasukkan uang dalam kotak sesuai harga yang tertera.

Jauh dari Agama

Materi yang menambah semangat dan bekal menghadapi tantangan ke depan menjadi hidangan ruhani selanjutnya saat Ust. Abdullah Haidir mengatakan, fenomena keadaan muslim di berbagai negara yang teraniaya bukanlah pertanda Islam itu kurang dan lemah tapi salah satu penyebabnya adalah karena umat Islam yang mulai menjauh dari agamanya.

Di akhir kajiannya beliau menambahkan, umat Islam tak perlu bersedih dan harus percaya bahwa keunggulan Islam akan muncul selama keimanan menjadi landasan dalam setiap pribadi muslim. "La tahzan, innallahma'ana," tegasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved