Benarkah Ahok Tergolong Orang Pintar Sehingga Gugat Cerai Veronica? Ini Jawaban Deddy Corbuzier

SURYA.CO.ID - Gugatan cerai yang dilayangkan oleh Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama masih menyisakan misteri.

Pasalnya hingga hari ini, tidak ada pihak yang mengungkapkan alasan gugatan cerai tersebut.

Seorang mantan mentalis kondang asal Indonesia, Deddy Corbuzier memberikan sejumlah dugaan yang menjadi alasan dari perceraian Ahok.

Baca: Veronica Disebut Sering Ancam Ahok akan Gugat Cerai, Begini Kesaksian Djarot Syaiful Hidayat

Baca: Mantan Anak Buah Bocorkan Sifat Asli Veronica Tan, Pantaskah Ahok Menceraikannya?

Baca: Jadwal dan Tahapan Sidang Cerai Ahok-Veronica, Ini yang Dilakukan Jika Penggugat Tak Datang

Baca: Dituding Memberikan Ahok Ide Untuk Menceraikan Veronica Tan, Begini Klarifikasi Hotman Paris

Dikutip dari akun Youtube pribadinya, @Deddy Corbuzier yang diunggah pada Rabu (10/1/2018), dirinya mengungkapkan sejumlah alasan.

Alasan tersebut yakni :

1. Suka Memilih

Menurutnya, orang pintar itu suka memilih. Sedangkan orang bodoh sukanya dipilihkan.

Deddy berpendapat orang pintar jika ingin mendapatkan pasangan, maka dirinya akan memilih-milih hingga menemukan pasangan yang paling cocok baru mau memiliki pasangan.

2. Tidak Terima Apa Adanya

Deddy mengaku kebingungan dengan pertanyaan yang sering diajukan oleh para wanita, mengapa tidak menerima apa adanya.

Menurutnya lantaran dirinya sendiri pun tidak menerima apa adanya.

Banyak hal yang harus dituntut, bahkan oleh orangtuanya sekalipun.

Sedangkan orang bodoh kebanyakan 'nerimo'.

3. Trust Issue (Isu Kepercayaan)

"Anda tahu kan orang bodoh itu gampang ditipu?" ujarnya membuka.

"Orang bodoh itu mudah ditipu. Penipuan uang, dihipnotis, uang hilang dll itu biasanya orang dengan pendidikan menengah ke bawah." ujar Deddy

Sedangkan orang pintar menurut Deddy susah untuk ditipu karena mereka ada trust issue.

Mereka tidak gampang percaya pada orang lain.

Karena mereka tidak gampang percaya dengan orang lain, dia tidak gampang percaya pada pasangannya.

Menurut Deddy, dia akan berpikir keras apakah pasangan ini bisa dipercaya menemani hidupnya sampai mati nanti.

4. Past, Present, Future

Future (masa depan) menurut Deddy ke depannya mereka akan berpikir bagaimana kalau nikah dengan dia (pasangannya). Bagaimana kalau saya harus hidup bersama dengan dia. Apakah yang akan terjadi?

"Presentnya mereka akan berpikir kalau saya sama dia sekarang, apa saja yang saya dapatkan dan apa yang bisa saya berikan. Untung dan ruginya"

Sedangkan past (masa lalu), menurut Deddy hal ini menjadi masalah besar.

"Entah memikirkan masa lalu pasangannya, Apakah pasangannya memiliki masa lalu yang baik atau yang buruk."

Deddy berpendapat jika pasangannya menyembunyikan masa lalunya dan ketahuan suatu saat nanti, maka bisa hancur.

Namun jika pasangan itu menceritakan masa lalunya dan masa lalunya punya masalah, orang pintar akan mengatakan masa lalu bukan hanya masa lalu.

Tapi masa lalu membentuk anda di masa sekarang dan membuat anda menuju masa depan.

"So if you have a bad past, you know what I mean" ujarnya menutup.

5. Connection Issues

"Orang bodoh hanya memikirkan cantik, seksual, seks. Tapi orang pintar akan memikirkan apakah dia nyambung jika diajak ngomong", ujar Deddy.

Tak hanya sampai disitu, Deddy memberikan contoh apabila sedang melucu, namun pasangannya tidak mengerti dan itu menjadi momen yang awkward.

Menurut Deddy, jika pasangan diajak ngobrol namun tidak nyambung, maka sebaiknya hubungannya diakhiri.

6. Isu Sosial

Menurut Deddy, orang pintar itu akan mementingkan dirinya sendiri.

Orang pintar juga akan menjadi anti sosial.

Dirinya berpendapat, orang pintar lebih suka menyendiri dan melakukan hal-hal sendiri.

Maka dari itu, dirinya menyimpulkan jika orang pintar memilliki lebih sedikit sahabat dibanding orang bodoh.

Lihat videonya di bawah ini. (TribunWow/Dian Naren)

Ini video lengkapnya:

Artikel ini sebelumnya tayang Tribunwow.com berjudul : Deddy Corbuzier Meramalkan Alasan Ahok Cerai, Orang Pintar Banyak Memilih Hidup Single karena . . .