Sambang Kampung Pulo Wonokromo
Toko Pakaian Pejuang Pulo Wonokromo Memasok hingga Hingga Luar Kota, Kostum Bung Tomo Paling Dicari
Kampung Pulo Wonokromo terkenal sebagai kampung yang memproduksi baju kepahlawanan.
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Parmin
SURYA.CO.ID | SURABAYA - Kampung Pulo Wonokromo terkenal sebagai kampung yang memproduksi baju kepahlawanan.
Di antara puluhan stan toko baju pahlawan dan juga pejuang, ada satu toko yang ternyata paling lama berdiri, yaitu di Jalan Pulo Wonokromo RT 1 RW 7 yang dikenal dengan toko Pak Gondrong.
Toko milik Rahmat Nur itu, sudah berdiri sejak tahun 1980 an. Kini, ia sudah generasi kedua dalam mengelola toko milik keluarga ini.
Di momen hari Pahlawan ini, dikatakan Rahmat ada peningkatan penjualan yang sangat signifikan. Bahkan mencapai 70 persen dibandingkan hari-hari sebelumnya.
"Karena kami bukan penjualan musiman. Setiap hari kami ya jualan seperti ini. Namun sejak Agustus hingga November memang ada persiapan stok lebih," kata Rahmat, Rabu (8/11/2017).
Menurutnya, setiap momen hari Pahlawan ia bisa menyiapkan sampai 2.000 potong baju.
Ia tidak menjahit sendiri baju pahlawan yang ia jual. Melainkan hanya menyiapkan kain gelondongan cukup banyak untuk dijahitkan ke penjahit.
"Ada yang menjahit sendiri. Yang jahit di luar kota. Di Lamongan dan Pasuruan," katanya.
Sebelumnya, ia juga mencoba untuk menjahitkan seragam dengan melibatkan warga sekitar kampung.
Namun lantaran hasilnya kurang maksimal maka penggarapan baju kepahlawanan itu dijahit di luar kota.
Dalam sekali musim mereka bisa menghabiskan bahan baku untuk baju pahlawan sampai dua gelondong kain besar.
Hanya dalam waktu kurang dari satu bulan potongan baju pahlawan dan pejuang itu akan habis dan laku ada di tangan para pemburu baju pahlawan dan pejuang.
"Kami memang jualan eceran dan grosir. Kalau yang grosir yang ambil bisan sampai luar kota. Pasuruan, Tuban dan juga Jawa Tengah juga banyak," ucapnya.
Dalam melayani pembeli agar bisa berkostum maksimal, dikatakan Rahmat ada beberapa item yang juga disediakan.
Mulai aksesoris kepangkatan para pahlawan, topi, ikat pinggang, dan juga cabaret. Ada yang dijual dalam satu set ataupun terpisah-pisah.
"Yang paling laris sekarang justru pakaian ala pejuang, veteran dan juga kostum Bung Tomo. Banyak yang mencari. Karena di sekolah menyarankannya ya kostum itu," ucapnya.
Rahmat menyebut, dengan adanya identitas kampung bahu pahlawan, hal itu menjadi keuntungan bagi mereka yang membuka usaha ini. Sebab banyaknya warga yang ikut membuka usaha ini membuat pilihan dan ketersediaan barang juga melimpah.
"Makanya warga lebih suka untuk belanja di sini. Dan dari segi kualitas saya pribadi juga menjaga. Dengan banyaknya yang jualan, tentunya kita harus meningkatkan kualitas agar pelanggan tidak lari," ucapnya.
Dari tahun ke tahun, memang pakaian kepahlawanan dan pejuang tidak cenderung berubah.
Namun Rahmat sendiri mengaku memperbanyak inovasi. Misalnya pejuang apa yang dimunculkan, seperti Bung Tomo, dan juga gaya pahlawan yang lain. Hal itu akan memancing pembeli untuk memiliki produk baru.
"Begitu juga dengan baju tentara. Dorengnya kami juga macam-macam. Sekarang ada yang marinir, angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara. Kita buat macam-macam sehingga banyak pilihan," ucapnya.
Di luar musim hari pahlawan maupun hari kemerdekan baju pahlawan dan pejuang juga tetap dijual. Namun penjualannya tentu tidak sebanyak saat momen puncak semacam ini.
Prasetyo, warga Kebraon mengaku rela berburu baju pahlawan ke Pulo Wonokromo lantaran anaknya butuh untuk pentas di hari pahlawan.
"Anak saya masih TK. Dan diminta untuk memakai kostum pejuang. Ya cari di sini saja murah, dan banyak macamnya," katanya.
Menurunya, dengan berkostum pejuang juga menjadi cara untuk mengajarkan nilai dan semangat patriotisme.
"Nggak hanya pesta kostum tapi ya diajarkan nilai perjuangan pejuang kita dulu seperti apa," katanya.