Berita Sidoarjo
Setelah 2 Tahun Tarik Ulur, Sekarang Kawasan Taman Pinang Indah Sidoarjo Steril PKL
Setelah dua tahun lebih tarik-ulur, kawasan perumahan Taman Pinang Indah (TPI) akhirnya steril dari pedagang PKL. Hal ini setelah
Penulis: Irwan Syairwan | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id | SIDOARJO - Setelah dua tahun lebih tarik-ulur, kawasan perumahan Taman Pinang Indah (TPI) akhirnya steril dari pedagang PKL. Hal ini setelah pihak Satpol PP, Polresta Sidoarjo, TNI, Disperindag, Dishub dan kecamatan setempat, melakukan sosialisasi ke pedagang PKL mengenai sterilisasi kawasan tersebt, Sabtu (4/11/2017).
Kabid Tribum Satpol PP Sidoarjo, Yany Setiawan mengatakan, pihaknya menjalankan UU tentang Jalan dan Perda 10/2014 tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum di kawasan itu.
"Ini kami sedang sosialisasi tahap pertama untuk mensterilkan kawasan ini dari PKL," kata Yany.
Yany menuturkan sosialisasi ini dilakukan selama sebulan. Dalam sosialisasi ini, para pedagang PKL akan diarahkan untuk berdagang di Jalan Ponti dan kawasan GOR Delta Sidoarjo.
Namun untuk kawasan GOR, para PKL hanya diperbolehkan berdagang mulai sore hingga malam.
Sosialisasi ini akan dilakukan hingga akhir November. Setelah itu, jika masih ada PKL yang membandel, pihaknya tak akan segan menindak.
"Para PKL ini kami relokasi jualannya di tempat yang secara legal disediakan oleh Disperindag, yaitu di Ponti dan GOR," sambungnya.
Berdasarkan data yang dimiliki, ada sekitar 332 PKL yang biasa mangkal di sini. Semua PKL tersebut berdagang menggunakan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Yany menyatakan para pedagang itu dinilai mengganggu ketentraman dan ketertiban tak hanya bagi warga perumahan tapi juga masyarakat umum lainnya, karena kawasan TPI itu termasuk jalan alternatif Lingkar Barat Sidoarjo.
"Nantinya kami akan patroli dengan 40 personel kami setiap hari," ujarnya.
Kabag Ops Polresta Sidoarjo, Kompol Edi Santoso, menambahkan pihaknya hanya membantu pengamanan terkait sterilisasi ini. Kendati demikian, jika nanti masih ada PKL yang nekat berjualan, anggotanya akan menindak dengan cara menilang oknum PKL tersebut.
"Dari Dishub akan dipasang larangan parkir dan berjualan di area ini. Jika masih ada yang berjualan, pasti kami tilang," imbuh Kompol Edi.
Sementara itu, sterilisasi ini dianggap tidak adil bagi pedagang PKL. Muchlis satu di antaranya, pedagang tahu takwa ini merasa keberatan jika direlokasi di Ponti atau GOR.
"Pelanggan saya sudah ada di sini semua. Kalau pindah saya mulai dati nol lagi," tandas Muchlis yang berjualan menggunakan motor ini.
Tak hanya itu, jika pindah lokasi berjualan, Muchlis mengatakan tak akan ada lagi tempat di sana. Sebab, kawasan tersebut sudah ada PKL lain yang terlebih dahulu sudah berjualan.
"Bisa-bisa kisruh karena rebutan tempat. Tidak tahu lagi ini nasib saya gimana," ucapnya lirih.