Sambang Kampung Made Sambikerep
Sedekah Bumi, Wujud Gotong Royong Warga dalam Membuat Ancak
Kelurahan Made Kecamatan Sambikerep secara turun menurun terus melestarikan tradisi leluhurnya.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Kelurahan Made Kecamatan Sambikerep secara turun menurun terus melestarikan tradisi leluhurnya.
Secara rutin setiap tahunnya mereka menggelar sedekah bumi sebagai wujud rasa syukurnya atas limpahan rezeki selama setahun penuh.
Sedekah bumi ini berisi rangkaian acara tradisional, mulai dari ludruk,wayang kulit, hingga aneka susunan hasil bumi yang diaebut Ancak.
Tahun ini sedekah bumi di kampung Made dilakukan mulai pada Jumat hingga Minggu (27-29/10/2017).
Puncak Sedekah Bumi yang dinantikan warga yaitu perebutan hasil bumi di Ancak. Setelah sebelumnya ancak dibuat oleh warga dan diarak dari balai RW ke Punden Singojoyo.
Punden ini menjadi tempat berkumpulnya warga untuk istigosah ataupun rembug bersama.
Tahun ini Ancak dengan berbagai bentuk dibuat warga, bahkan tingginya mencapai 3 meter. Untuk memperebutkannya, warga bahkan harus memanjat dasar Ancak.
Teguh Joyo Sampurno (28), Ketua Karang taruna RW 2 Kelurahan Made mengungkapkan warga di RWnya secara swadaya membentuk panitia dan mengumpulkan dana.
Teguh dan warga di RW-nya membuat Ancak setinggi 2,5 meter dalam waktu 2 hari.
Ancak tersebut dibuat dari berbagai hasil pertanian baik buah dan sayur yang dibuat menyerupai naga.
Pada bagian sisik dibuat dari jajanan pasar,cucur. Selain itu juga terdapat nasi tumpeng sebagai syarat Ancak.
Ada juga simbol suro yang dibuat dari sayur Lodrong dan simbol boyo yanh dibuat dari pare.
“Kumpulnya sama warga ya saat event seperti ini. Gotong royong belanja hingga bikin,”ungkapnya.
Dikatakannya, untuk membuat Ancak tersebut warga telah mengumpulkan dana hingga Rp 5 juta.
Selain membuatnya bersama-sama, Ancak ini juga bergantian diarak warga karena ukurannya yang besar.