Kejujuran Guru Badrun
Guru Badrun Tolak Menerima Isi Amplop, yang Dilakukan Polisi Sugeng Sungguh Mulia
Selama 11 tahun guru Badrun selalu mencari cara untuk bisa mengembalikan amplop yang ditemukan di sebuah masijd di Polowijen, Blimbing, Kota Malang.
Penulis: Neneng Uswatun Hasanah | Editor: Musahadah
Selepas mengambil gaji yang nilainya Rp 2.077.500,ia melaksanakan tugas rutin.
Ketika ashar tiba, ia melintas di kawasan Polowijen, Blimbing, Kota Malang. Di situ Sugeng menyempatkan salat di sebuah masjid.
Slip gaji, sepanjang yang dia ingat, disimpan di saku kanan depan bersama dengan ponsel.
Saat akan salat, Sugeng mengeluarkan ponsel dan menaruh di depannya.
Setelah selesai salat, Sugeng melanjutkan pulang. Tiba di rumah, ia baru menyadari kalau slip gajinya hilang.
Dalam kondisi kebingungan, Sugeng mencoba kembali lagi ke masjid dan menanyakan kepada takmir apakah ada yang menemukan slip gajinya atau tidak.
Baca: Kisah Guru Badrun dan Polisi Sugeng -11 Tahun Amplop Gaji Tak Dijamah hingga Kembali ke Pemiliknya
Namun para takmir menjawab tidak tahu tentang barang yang dicari Sugeng.
Merasa sudah berupaya menemukan slip gajinya yang hilang, Sugeng akhirnya kembali ke rumah dan menceritakan kejadian itu kepada istrinya.
“Istri saya menangis mengetahui slip gaji saya hilang,” kenangnya.
Sugeng juga merasakan perih yang mendalam akibat peristiwa itu. Bahkan dia mengaku sempat stress pasalnya ia merasa kalau gaji itu adalah haknya.
“Saya bahkan sempat protes kepada Tuhan dan meminta agar dikembalikan. Doa itu terus saya panjatkan ketika salah tahajud,” tuturnya.
Uang itu rencananya akan digunakan untuk merenovasi rumah dan membayar tukang.
Namun karena Sugeng tidak membawa uang saat pulang, ia pun harus berterus terang kepada tukangnya kalau dirinya belum bisa membayar karena baru saja dilanda musibah.
Butuh waktu tiga bulan bagi Sugeng untuk kemudian instropeksi diri dan mengikhlaskan apa yang telah hilang dari dirinya.