Berita Banyuwangi

Para Peternak Sapi Perah Purwoharjo Berkembang Bersama Koperasi

Beternak sapi hanya bisa di dataran tinggi? Ah, itu hanya mitos. Buktinya, peternak sapi perah di Purwoharjo ini sukses meski di dataran rendah.

Penulis: Haorrahman | Editor: Eben Haezer Panca
Surabaya.tribunnews.com/Haorrahman
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas bersama rombongan saat meninjau peternakan sapi perah di Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, yang tergabung dalam KPSP Karyo Ngremboko. 

Susu yang dihasilkan berkualitas baik, memiliki grade 1 sampai 2. Kadar lemaknya di atas 12 persen, dengan berat jenis di atas 1,014, serta kandungan bakteri (Total Plate Count/TPC) di bawah 1 juta per mililiter.

Untuk grade 1 atau grade tertinggi, harganya bisa mencapai Rp. 5.200/ liter. Setiap penurunan grade, harga dikurangi Rp. 200 per liternya.

KPSP Karyo Ngremboko mengambil susu dari peternak anggotanya dengan harga standar harga Rp 4.700 per liter.

Selain itu, anggota koperasi ini juga bisa menjual susu secara langsung kepada konsumen seharga Rp 10.000 per liter.

Berani Ambil Risiko

Kesuksesan KPSP Karyo Ngremboko salah satunya karena berani mengambil risiko. Koperasi ini telah mematahkan mitos, bahwa beternak sapi perah hanya bisa dilakukan di daerah yang memiliki hawa dingin, seperti di dataran tinggi.

Namun di daerah dataran rendah seperti Purwoharjo, para peternak di sini berhasil menjalankan peternakan sapi perah.

"Tidak harus di dataran tinggi. Daerah yang panas seperti di desa ini juga bisa dijalankan. Kuncinya harus disiplin dan menjaga asupan makanan maupun nutrisi sapi," kata Edy Sutrisno, salah satu peternak di Koperasi Karyo Ngremboko.

Selain itu harus berani berinovasi dengan segala risikonya. Untuk pakan, peternak sapi di koperasi memiliki formula tersendiri yakni dari batang daun buah naga dan pohon jeruk.

Tiap hari satu ekor sapi perah membutuhkan pakan sebanyak 30-40 kilogram. Dengan formula ini, peternak lebih diuntungkan. Karena Purwoharjo dan kecamatan di sekitarnya merupakan sentra buah naga dan jeruk di Banyuwangi. Untuk menemukan inovasi itu bukan hal yang mudah.

"Beberapa kali percobaan pernah gagal. Bahkan saat uji coba dulu, pernah 30 sapi perah mati," kata Edy.

Akhirnya setelah beberapa kali uji coba, baru diketahui ternyata buah naga memiliki kandungan air hingga 90 persen. Untuk dijadikan pakan ternak sapi yang baik, harus dicampur terlebih dulu dengan bungkil jagung.

Kini dalam satu hari per ekor sapi perah rata rata menghasilkan 10 liter susu. Bahkan di masa setelah melahirkan, satu ekor sapi bisa memproduksi 15- 20 liter susu perhari.

Terus Berninovasi Pasca Produksi

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, peternakan sapi perah memiliki prospek yang cerah.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved