Aiga Zolas, Bisnis Cuci Sepatu Mahasiswa Ubaya yang Kian Populer di Medsos
Berangkat dari banyaknya pemilik sepatu 'ori' yang tak bisa merawat sepatu, mahasiswa Ubaya buka bisnis cuci sepatu Aiga Zolas.
Penulis: Sudharma Adi | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA - Tren memiliki sepatu original mulai digemari warga Surabaya. Ini yang kemudian dibidik mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya), Adista Rian Listyo untuk membuka jasa cuci sepatu. Menggunakan nama dagang 'Aiga Zolas', bisnis cuci sepatu dry clean ini mulai populer, terutama lewat media sosial.
Mahasiswa kelahiran 12 Desember 1995 ini menjelaskan, munculnya usaha yang masih jarang digeluti ini berawal dari kebiasaan teman-temannya yang membeli sepatu original. Dengan membeli sepatu brand original berharga sekira Rp 1 jutaan seperti Adidas atau Nike, maka lebih tahan lama.
Namun sayangnya, sepatu orisinal itu kurang dirawat sehingga mudah kotor.
"Ya tentu ini sayang. Daripada beli baru dengan harga mahal, lebih baik dibersihkan sehingga bisa dipakai lagi. Ini yang membuat punya ide usaha cuci sepatu," terangnya, Senin (29/5/2017).
Ide ini kemudian bersambut setahun lalu ketika mahasiswa Teknik Industri semester enam ini sedang cangkrukan di warung kopi (warkop) tak jauh dari rumahnya di Kepuhkiriman, Waru, Sidoarjo.
Dia asyik berdiskusi dengan teman mainnya, Ardyansyah Tristanto (20). Mereka ingin bisa mencuci sepatu dengan terjaga kualitasnya dan tak kusam.
"Dulu saya pernah punya sepatu original. Ketika ingin mencuci sepatu pakai deterjen, kok malah kusam," paparnya.
Mereka lalu mencari formula sabun dan pewangi yang tak membuat sepatu jadi kusam. Lewat beberapa kali eksperimen selama enam bulan, mereka mendapat formula sabun original di rumah Adista. Mereka juga mendapatkan formula pewangi untuk sepatu dengan durasi bau cukup lama.
Lewat formula sabun dan pewangi, mereka menamainya dengan Seef (bersih) dan Seiss (harum). Adista dan Ardy juga membuka usaha bisnis cuci sepatu itu dari bahasa Hungaria, Aiga Zolas.
"Dengan modal Rp 200 ribu, saya dan Ardy membuka usaha ini lewat media sosial seperti instagram dan facebook. Kami melayani jasa ambil antar ke domisili konsumen," ujarnya.
Melalui media sosial itu, bisnis cuci sepatu yang digeluti dua anak muda ini mulai banyak pelanggan.
Setiap bulan, sedikitnya ada 40-50 sepatu yang dicuci. Para konsumen ini kebanyakan dari mahasiswa yang kos dan pekerja kantoran. Selama lebih dari setahun, bisnis sederhana tapi unik ini menghasilkan omzet sekira Rp 5 juta per bulannya.
"Untuk mencuci sepatu, biasanya kami lakukan di rumah saya atau Ardy. Yang penting, keuntungan bisnis ini kami pakai membantu biaya kuliah dan jajan," terangnya.
Bisnis cuci sepatu yang digeluti Adista dan Ardy ini tak hanya untuk sepatu saja, tapi bisa juga untuk helm, tas dan topi.
Namun khusus untuk sepatu, ada perbedaan harga tergantung bagian mana saja yang dicuci. Untuk jenis fast clean, yang dicuci hanya permukaan sepatu dan sol bawah sehingga dihargai Rp 25 ribu.