Berita Pasuruan
Banjir Bandang di Pasuruan, Rela Menunggu Lama, Risa Mengira Macet hanya Sebentar, ternyata . . .
"AKHIRNYA SAYA ke minimarket untuk membeli makanan dan minuman sambil menunggu macet selesai," terangnya.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Parmin
SURYA.co.id | PASURUAN - Risa Alfianti (21) akhirnya mengurungkan niatnya pulang ke kampung halaman di Desa Sengon, Kecamatan Purwosari, Pasuruan, Kamis (5/1/2016) malam.
Ia adalah salah satu pengendara motor yang terdampak akibat meluapnya Sungai Juri di Desa Capung, dan Desa Tejosari.
Akibatnya, arus lalu lintas di Jalan Raya Purwodadi - Malang atau sebaliknya lumpuh sesaat.
Niat awal Risa, mahasiswa di salah satu universitas di Malang ini untuk pulang ke rumah menemui orang tuanya.
Namun, kenyataannya , ia yang pergi bersama temannya, Anik Karina, mengurungkan niatan itu.
"Saya terjebak macet," kata Risa kepada Surya.co.id, Kamis (5/1/2017).
Dia berangkat dari Malang sekitar pukul 15.00 atau paska salat azhar. Ia tiba di Pasar Lawang sekitar pukul 16.00.
Di Pasar Lawang, ia terjebak macet. Ia sudah melihat antrean panjang sejauh mata memandang.
"Akhirnya saya ke minimarket untuk membeli makanan dan minuman sambil menunggu macet selesai," terangnya.
Perkiraan Risa ini salah. Ia mengira macet tidak akan berlangsung lama. Namun, hingga adzan magrib, kendaraan tak kunjung jalan.
Jalan itu pun tidak panjang, 10 meter berhenti. Setelah itu jalan dan berhenti lagi.
"Saya kira tadi itu macet karena kecelakaan atau apa, ternyata karena banjir.," ungkapnya.
Ia mengaku takut untuk pulang paska diberi tahu pengendara sepeda motor lainnya ada banjir bandang di Purwosari - Purwodadi. Bahkan, ia sempat mendapatkan foto serta video banjir itu.
"Saya takut mau pulang. Saya di Lawang sampai sekarang (21.00)," papar Risa ini.
Ia mengaku mengurungkan niat untuk pulang. Ia memilih untuk tidur di rumah saudaranya di Lawang.
Rencanannya, ia akan pulang ke rumah Jumat pagi.
"Semoga sudah tidak banjir.Tapi ini sekarang loh masih hujan deras di sini," tandas Risa.
Sedang warga di bantaran Sungai Juki mengaku takut dengan kejadian itu. Mereka mendengar suara gemuruh dari sungai. Warga mengira akan ada banjir bandang dan merusak permukiman.
"Saya tadi sudah keluar rumah, saya siap menyelamatkan diri semisal terjadi apa-apa," kata Warga Desa Capung, Aldi Bagus Prasetyo.
Aldi menjelaskan, suara gemuruh air ini sangat menakutkan. Ia menyebut air bewarna coklat itu sangat deras dan menyerupai ombak di lautan.
"Sebelum meluapnya air di sungai ini, hujan deras disertai angin kencang terjadi," tandas Aldi.
Terpisah, Affan, salah satu pengendara motor sudah menunggu empat jam sejak kejebat macet di Purwosari.
Ia mengaku akan ke Malang untuk kembali kuliah. Namun, di tengah perjalanan, arus lalu lintas macet.
"Ini saya istirahat dulu, setelah itu lanjut ke Malang, mumpung arus lalu lintas sudah lancar ," katanya.
Sedang Dita Amelia, salah satu warga Sidoarjo mengurungkan niatannya pergi ke Malang.
Ia memilih bertahan di rumah daripada terjebak macet di Purwosari ataupun Purwodadi.
Padahal, niatan awalnya, ia ingin wisata kuliner dan wisata alam di Malang untuk menghabiskan sisa libur tahun baru ini.
"Karena ada banjir ini, saya urungkan ke Malang.Tadi saya baca berita di media online, tv, dan radio, banjir di Pasuruan ini parah. Makanya saya batalkan ke Malang," pungkasnya.