Pendidikan

Negara di Asia Tenggara Ini Jadi Yang Terbaik Dalam Hal Sistem Pendidikan

SURVEY ini menyatakan bahwa negara dengan kualitas pendidikan menengah terbaik bukan lagi di Eropa, melainkan di Asia Tenggara. Inilah negara tersebut

laurabohling
Ilustrasi Pendidikan 

SURYA.co.id | LONDON - Selama ini, negara-negara barat dianggap memiliki sistem pendidikan yang lebih baik daripada negara-negara di Asia.

Pandangan inilah yang tampaknya menyebabkan banyak orangtua kaya menyekolahkan anak-anak mereka ke negara-negara di barat.

Namun pandangan ini bisa saja berubah setelah hasil survey yang dilakukan oleh OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development) menemukan bahwa ternyata negara yang memiliki kualitas terbaik dalam pendidikan di sekolah adalah Singapura.

Ya, menurut survey bertajuk Program for International Student Assessment (PISA) yang telah berlangsung pada 2015 itu, negara kecil di Asia Tenggara itulah yang memiliki kualitas dan tingkat efisiensi terbaik dalam sistem pendidikan sekolah.

Setelah Singapura, empat negara lain yang menempati posisi teratas adalah Jepang, Estonia, Finlandia, dan Kanada.

Dikutip dari laman OECD, survey PISA 2015 tersebut dilakukan terhadap sekitar 540 ribu pelajar berusia 15 tahun dari 72 negara.

Di situ mereka diuji kemampuannya dalam hal ekonomi, sains, matematika, serta kemampuan membaca dan problem solving.

Tes itu sendiri dilakukan dengan berbasis komputer sehingga menutup kemungkinan untuk dicurangi.

Setelah tes dilakukan, terungkap bahwa para pelajar di Singapura mendapat skor tertinggi untuk semua bidang yang diujikan.

Sekretaris Jenderal OECD, Angel Gurria, dalam sambutannya ketika mengumumkan hasil survey tersebut di London, mengatakan bahwa survey ini digelar dengan fokus utama pada sains yang dianggap menjadi kian penting dalam kondisi ekonomi dan kehidupan masyarakat masa kini.

Dia menjelaskan, dari survey yang telah mereka lakukan, OECD menemukan bahwa dari 72 negara yang disurvey, hanya 12 negara saja yang telah menunjukkan peningkatan performa.

Dua belas negara itu, di antaranya adalah Singapura dan China.

"Terobosan-terobosan ilmiah yang berlangsung selama satu dekade belakangan, ternyata masih belum mampu mendorong terobosan dalam hal perfrma ilmiah di sekolah," ujar Angel Gurria, Selasa (6/12/2016).

"Namun setiap negara masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan kualitasnya. Sebab dengan tingginya jumlah anak-anak muda pengangguran, meningkatnya kesenjangan dan gap gender, serta kebutuhan mendesak untuk mendorong pertumbuhan di masing-masing negara tersebut, banyak hal yang harus dilakukan untuk memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan terbaik," sambungnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved