Berita Surabaya
Kebun Sayur dalam Kota Surabaya ini Tiap Hari Pasok Kebutuhan Hotel, Kafe dan Resto
Pria kelahiran Surabaya, 1 November 1972 ini mengaku pasar yang dibidik untuk hasil panen kebun sayurnya adalah kafe, resto, dan hotel.
Penulis: Achmad Pramudito | Editor: Yuli
SURYA.co.id | SURABAYA - Upaya Venta Agustri mewujudkan kebun sayur yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat perkotaan ini memang tidak semudah membalik telapak tangan. Apalagi pasar sebagai target akhir dari hasil kebun sayur ini juga tak langsung merespons positif.
Pria kelahiran Surabaya, 1 November 1972 ini mengaku pasar yang dibidik untuk hasil panen kebun sayurnya adalah kafe, resto, dan hotel yang setiap hari menyediakan menu salad bagi para tamunya.
Karena yang ditanam di Kebun Sayur Surabaya adalah jenis selada impor seperti leaf lettuce, aok leaf lettuce, butterhead, cos romaine, dan endive. Juga ada sayur basil, arugula, batavia, kale, dan mint.
Sayuran jenis ini biasa digunakan sebagai garnis atau hiasan atau pelengkap penampilan sajian makanan di restoran dan kafe menengah ke atas.
“Saya memang tidak mau head to head dengan petani tradisional dengan mencari pasar yang berbeda dengan mereka,” kata pengelola Kebun Sayur Surabaya ini.
Menurut Venta, jumlah kafe, resto, dan hotel di Surabaya terus bertambah. Kondisi ini lah yang dilihat sebagai peluang besar untuk memasok hasil panen tiga kebun yang digarap Venta dan para karyawannya.
Beberapa kali Venta mengirim contoh produk ke sejumlah hotel, kafe, dan resto. Namun, respons yang diterima sangat tidak menyenangkan.
Apalagi ketika mengetahui harga yang disodorkan jauh di atas harga para pemasok yang mendapatkan barang dari petani biasa.
“Harga sayur dengan sistem hidroponik ini memang mahal, sebab yang diperlukan untuk merawat hingga menghasilkan panen bagus juga banyak,” papar Venta.
Namun, jerih payah lulusan ITS Jurusan Teknik Sipil Surabaya ini tak sia-sia. Pengelola hotel, kafe, dan resto menyadari kian besarnya tuntutan masyarakat terhadap bahan makanan yang sehat dan bebas pestisida hingga akhirnya sedia menerima hasil panen Kebun Sayur Surabaya (KSS).
Kini produk KSS sudah diterima lebih dari 70 persen hotel bintang 4-5, dan 60 persen kafe resto di Surabaya. Selain itu, sayuran KSS ini juga sudah dipajang di supermarket dan toko-toko buah modern di kota metropolitan ini.
Menurut Venta, target berikutnya adalah Hypermart dan Lottemart, serta Marvel City Surabaya. Yang dipajang nantinya tak hanya dalam bentuk sayur, tetapi juga hasil olahan yang antara lain berbentuk nugget sayur dan juice seperti juice selada, juice selada, dan juice sawi.
“Nantinya selain display juga bisa dilakukan panen di tempat oleh para pengunjung. Selain itu, kami pun akan berjualan benih serta alat-alat hidroponik,” urainya.
Yang menggembirakan, hasil Kebun Sayur Surabaya tak hanya untuk konsumsi warga Surabaya.
Peningkatan kesadaran hidup sehat tanpa pestisida ini membuat permintaan sayur yang ditanam dengan sistem hidroponik ini berkembang sampai ke Semarang, Pati, Sampit, Batam, dan Menado.
Konsekuensinya, para ‘petani’ KSS terus berusaha meningkatkan produksinya yang saat ini sudah mencapai 20 kg/ hari di masing-masing kebun sayur yang ada di Ketintang Selatan, Penjaringan Asri MERR yang luasnya 2.000 meter persegi, maupun yang di Wage, Aloha, Sidoarjo (1.400 meter persegi).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/kebun-sayur-surabaya-hidroponik_20161112_225434.jpg)