Berita Surabaya

Atasi Banjir Rob, Pemkot Surabaya Bangun Pintu Air Petekan Senilai Rp 200 Miliar

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, terus berupaya membangun fasilitas pendukung untuk menanggulangi banjir.

Penulis: Rorry Nurwawati | Editor: Musahadah
surya/rorry nurmawati
Simo Katrungan Kidul, Kelurahan Banyu Urip, banjir setinggi pinggul orang dewasa, Kamis (13/10/2016). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, terus berupaya membangun fasilitas pendukung untuk menanggulangi banjir.

Selain menormalisasi sungai, Pemkot Surabaya berencana membangun pintu air Petekan yang telah disetujui pemerintah provinsi.

Pembangunan yang direncanakan memakan waktu dua tahun ini, diharapkan dapat mengatasi air rob ketika air laut pasang dan curah hujan tinggi.

"Pembangunan pintu air Petekan itu, supaya bisa mengatasi air rob yang bisa berdampak di pusat kota. Banjir itu kan ada ketika air pasang dari laut," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat ditemui di rumah kediaman, Sabtu (5/11/2016) siang.

Pengerjaan pintu air Petekan diperkirakan memakan biaya kurang lebih Rp 200 miliar.

Pengerjaannya akan memakai desain khusus yang telah disesuaikan dengan kawasan pemukiman di sana.

Dengan pembangunan pintu air Petekan ini, Pemkot Surabaya dapat menghemat biaya dari rumah pompa.

"Pintu air ini harus terpasang, supaya hemat. Kalau tidak terpasang jadinya harus menghidupkan rumah pompa di Jalan Undaan, setiap kali ada rob. Akan jadi mahal kalau menghidupkan pompa setiap ada air pasang," terang Risma.

Sebelumnya, pembangunan pintu air Petekan berhalangan status kepemilikan sungai Kalimas.

Kali ini, Risma telah mengantongi izin dari Pemprov sehingga diperkirakan pengerjaannya bisa dilakukan segera.

"Masalahnya, sungai Kalimas punya Pemprov. Tapi sekarang sudah dapat persetujuan untuk bangun itu, jadi diperkirakan pengerjaan dua tahun selesai," jelas mantan kepala Bappeko Surabaya ini.

Lebih jauh Risma mengatakan, pembangunan pintu air Petekan ini merupakan bantuan dana dari pemerintah pusat serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Jatim.

Bila tidak dapat bantuan tersebut, Pemkot Surabaya akan menggunakan anggaran dari APBD dan pengerjaannya secara bertahap.

"Secara teori, seluruh muara itu ke laut dan kami butuh pompa. Kalau misal tidak ada bantuan, kami akan tetap bangun tapi secara bertahap dengan anggaran APBD," terang Risma.

Untuk saat ini, Pemkot Surabaya telah memiliki rumah dibeberapa kawasan. Seperti di Kali Lamong, Kali Kandangan, Kali Sememi, Kali Balong, Kalianak, Tambak Wedi, Kali Tebu, Jeblokan akses Suramadu, Kenjeran, Kalisari (Mulyorejo), Kalidami, Kalibokor, Kali Wonorejo Avoer Wonorejo, dan Kali Perbatasan (Gunung Anyar).

"Yang belum ada di daerah barat, Kandangan, Sememi, Kalianak. Utara cuma satu, terus Teluk Lamong. Dan tahun depan, kita bangun satu rumah pompa, lalu tahun depannya lagi satu rumah pompa," papar mantan Kepala DKP Surabaya ini.

Bila pembangunan rumah pompa dilakukan secara langsung dalam satu tahun, maka anggaran yang dikeluarkan Pemkot Surabaya sangat besar. Oleh karena itu, dilakukan pembangunan dua kali.

"Target, tahun depan bangun satu, satu lagi tahun depannya lagi. Yang tahun depan pembangunan Rumah Pompa di Kandangan. Tapi harus dibebaskan dulu, tanahnya masih belum ada," terangnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perancangan dan Pemanfaatan DPUBMP Kota Surabaya Ganjar Siswo Pramono menambahkan, pembangunan pintu air Petekan sengaja dibangun untuk menghindari banjir yang disebabkan adanya air pasang dari laut. Selain itu, juga untuk mengatasi melonjaknya volume debit air ketika hujan deras.

"Nah, Surabaya itu tergantung pasang surut air laut (banjir). Akan bermasalah ketika dalam pengerjaan pintu air terjadi pasangan datang bersamaan dengan hujan. Kota-kota di pesisir itu memang harus mengendalikan rumah pompa seperti itu. Sedangkan di pintu air Jagir  juga tergantung di pintu air melirip (Mojokerto) dan bendung gerak Gubeng," jelas Ganjar.

Terpisah, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Jawa Timur Muhammad Amir Hamzah, membenarkan bila tahun depan pusat akan membangun pintu air petekan. Ini untuk mencegah terjadinya air rob yang masuk ke Sungai Kalimas.

"Kalau sudah ada pintu air, maka kontrol dari volume air bisa diatur. Sehingga tidak akan ada banjir dan tingginya volume. Untuk anggarannya mencapai ratusan miliar, dan kami akan membangunnya tahun depan," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved