Berita Surabaya
Lanjutkan Resep Kuno Nenek, Bakwan dan Siomay ini Memiliki Rasa Mengesankan
“Resep oma hanya menggunakan daging, tepung, dan garam. Sangat sederhana tapi rasanya sangat mengesankan, dan itulah yang saya pertahankan,”
Penulis: Neneng Uswatun Hasanah | Editor: Musahadah
SURYA.co.id | SURABAYA – Kegemaran Felix Hariyanto Wono menyantap bakwan dan siomay, tak lepas dari sang oma yang pernah memiliki usaha makanan dari olahan daging sapi tersebut.
Karena usaha sang oma yang sudah lama berhenti, Felix seringkali membeli bakwan dan siomay sembarangan di luar.
Munculnya banyak kabar mengenai campuran boraks dan bahan pengawet berbahaya lain pada bakwan dan siomay, membuat Felix sempat takut membeli kudapan bakwan dan siomay sembarangan.
“Dari ketakutan itu, saya berpikir mengapa tidak mencoba membuat sendiri dengan resep oma,” cerita Felix.
Apalagi Felix adalah mahasiswa jurusan Farmasi, sehingga ia mengetahui bahaya dari bahan-bahan kimia tambahan yang digunakan oleh para penjual bakwan dan siomay. Dari mulai pengawet, pengenyal, dan pemutih.
Dari situlah Felix memulai ide usaha dengan meneruskan resep kuno sang nenek untuk membuat bakwan dan siomay yang cukup sederhana dan menghasilkan bakwan dan siomay yang lebih terasa dagingnya.
“Resep oma hanya menggunakan daging, tepung, dan garam. Sangat sederhana tapi rasanya sangat mengesankan, dan itulah yang saya pertahankan,” kata mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya itu.

Hanya dibantu sang nenek, Felix berusaha untuk memenuhi pesanan para pelanggan yang cukup banyak dan membagi waktu untuk menyelesaikan kuliah.
Felix sama sekali tidak menambahkan bahan-bahan pengawet apapun pada produk buatannya, yaitu bakwan halus dan kasar, siomay, dan yong tahu.
Agar bisa tetap awet, ia menjualnya dalam keadaan beku dan hanya mengandalkan freezer untuk mengawetkan produknya.
“Bakso, siomay, dan yong tahu itu bisa bertahan 1-2 minggu selama berada di freezer dan baru direbus ketika akan disantap,” katanya.
Untuk membuat bakwan, siomay, dan yong tahu dari daging yang masih fresh guna mempertahankan kualitas produk, Felix rela setiap harinya membeli daging sapi, udang, dan ikan di pasar pada pukul 03.30 pagi.
Dibantu sang nenek, setiap bulannya Felix bisa membuat 5.000-6.000 bakwan dan siomay dari 50-60 kg daging.
Produk bakwan di bawah merek Mr. Bakwan itu dibuat dari olahan daging sapi, sedangkan siomay dan yong tahu dibuat dari campuran daging sapi, udang, dan ikan.
“Udang dan ikan sebagai rasa manis pada siomay dan yong tahu. Produk-produk Mr. Bakwan semuanya dibuat dengan perbandingan 1:10 antara tepung dan daging sehingga terasa nikmat,” kata pria kelahiran 21 April 1995 itu.
Felix sendiri yang berbelanja semua bahan hingga mempersiapkan daging sapi, udang, dan ikan sampai membuat adonan untuk bakso, serta isian untuk siomay dan yong tahu.
Hanya dibantu sang nenek, Felix berusaha untuk memenuhi pesanan para pelanggan yang cukup banyak dan membagi waktu untuk menyelesaikan kuliah.
Meski kadang terasa lelah karena harus berkejaran dengan waktu antara membuat bakwan dan jadwal kuliah, namun Felix tetap berusaha menjaga kualitas produk Mr. Bakwan supaya tetap aman dari bahan kimia tambahan dan dibuat dari daging segar.