Musim Haji 2016

Sempat Manasik Haji di Filipina Selama 10 Hari

"Yang terpenting sekarang adik saya bisa pulang dulu. Soal urusan dengan KBIH itu biar nanti adik ipar saya (Joni) yang memutuskan," ujarnya kepada Su

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Yoni
surya/ samsul hadi
Marah - Anak Sumiati, Syaifulah Anam (40) marah, ia kecewa lantaran tidak adanya respon cepat dari Gus Huda. Padahal, selama ini Gus Huda intens komunikasi dengan istrinya di Filipina. 

SURYA.co.id | PASURUAN - H Masduki Zakaria (43) awalnya tidak mempedulikan pesan singkat (SMS) yang masuk ke ponselnya pada Sabtu (20/8/2016) malam pekan lalu.

Pesan singkat dari nomor tidak dikenal itu mengabarkan soal adiknya, Ny Maslichah (41) yang gagal berangkat haji ke Makkah dan tertahan di Filipina.

"Saya dua kali dapat SMS. Saya pikir itu SMS dari orang iseng, karena nomornya tidak saya kenal," kata Masduki, saat ditemui di rumahnya di RT 1 RW 3 Dusun Kandangankrajan, Desa Bulukandang, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Kamis (25/8/2016).

Pesan singkat pertama yang diterima Masduki berbunyi "saudara yang berangkat haji ditahan di Filipina kayaknya". Setelah itu disusul lagi pesan singkat dengan bunyi "Bah, saudara sampean tidak jadi berangkat (haji)". Karena penasaran, Masduki meminta keponakannya (anak Maslichah) untuk menghubungi ibunya, tetapi tidak ada jawaban. Ia semakin khawatir setelah melihat berita di televisi yang mengabarkan soal jamaah haji Indonesia yang ditahan di Filipina.

"Saat dihubungi, ponselnya aktif, tapi tidak ada jawaban. Mungkin disita sama petugas imigrasi di sana. Ponakan saya terakhir menghubungi ibunya Kamis malam sebelum berangkat ke Makkah," ujarnya.

Ny Maslichah merupakan satu dari 12 jamaah haji asal Pasuruan yang ditahan di Filipina. Ny Maslichah berangkat haji bersama suaminya M Joni Firmansyah (43).

Mereka ikut haji plus yang diberangkatkan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arofah di Jl Dr Soetomo No 32, Kelampok, Pandaan, Pasuruan.

Mereka berangkat dari Pasuruan ke Bandara Juanda pada 16 Agustus 2016 dan langsung ke Filipina. Rombongan berangkat dari kantor KBIH Arofah setelah magrib.

Rencananya, rombongan akan terbang dari Filipina ke Makkah pada 19 Agustus 2016. Tetapi, rombongan batal berangkat karena petugas Bandara Filipina curiga dengan paspor yang digunakan para jamaah haji tersebut.

Para jamaah haji asal Indonesia itu berangkat menggunakan paspor Filipina dan ternyata palsu.

Masduki mengatakan adiknya membayar Rp 150 juta per orang untuk ikut haji plus di KBIH Arofah. Karena adiknya berangkat bersama suami berarti harus mengeluarkan uang Rp 300 juta.

Sebenarnya, pada 2015, adiknya bersama suami mendaftar ikut haji reguler di KBIH Arofah. Tetapi, rencana berangkat haji pada 2015 gagal. Alasannya, visanya tidak keluar.

"Lima hari sebelum pemberangkatan dikabari visanya tidak keluar. Akhirnya batal berangkat, padahal sudah tasyakuran di rumah. Kami juga sempat malu sama tetangga," ujarnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Setelah gagal berangkat haji pada 2015, pihak KBIH Arofah menjanjikan Maslichah dan suami, Joni, bisa ikut haji pada tahun ini (2016). Tetapi, kali ini, KBIH Arofah menawari Maslichah agar ikut haji plus. Untuk ikut haji plus, mereka harus membayar sejumlah uang lagi.

"Adik saya nurut sama suaminya. Kalau suaminya setuju, dia juga ikut. Kalau suaminya sudah pernah haji sekali, tapi sendiri. Sekarang ingin haji bersama istri," katanya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved