Tempo Doeloe
Video 3 Menit Ini Mengesankan Kemerdekaan Indonesia Hadiah dari Jepang
Tapi bagaimana jika dihadapkan pada fakta-fakta dalam video seperti terlihat di atas?
SURYA.co.id - Apakah kemerdekaan Indonesia merupakan hadiah dari Jepang?
Bukan. Itu jawaban kompak dalam seluruh buku pelajaran formal maupun buku sejarah non formal produk Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan diplomasi dan fisik rakyat Indonesia melawan Jepang, juga Belanda.
Tapi bagaimana jika dihadapkan pada fakta dalam video seperti terlihat di atas?
Pada video 3,19 menit itu terlihat, Soekarno atau Sukarno atau Bung Karno membungkuk hormat kepada petinggi militer Jepang, sebelum membacakan pidatonya seperti ini:
Dengan hati yang terharu, kami menerima pengumuman bahwa Kerajaan Dai Nippon memperkenankan kemerdekaan segenap bangsa Indonesia di kemudian hari.
Hati dan jiwa kami meluap-luap dengan rasa terima kasih yang sekhidmat-khidmatnya kepada yang maha mulia Tenno Heika yang bermurah hati memperkenankan terkabulnya cita-cita kami yang telah berpuluh tahun-tahun itu.
Dengan hormat, saya atas nama segenap rakyat Indonesia meminta kepada paduka tuan supaya paduka tuan mempersembahkan terima kasih kami ke bawah duli yang maha mulia Tenno Heika.
Paduka tuan, di dalam pengumuman Kerajaan Dai Nippon itu tidak dinyatakan saatnya Indonesia diperkenankan Indonesia merdeka kecuali dengan kata-kata di kemudian hari. Tetapi kami pun menyerahkan saat kemerdekaan Indonesia itu kepada yang maha mulia.
Yang maha mulialah, terlebih bijaksana, yang maha mulialah terlebih mengetahui. Kami hanya insyaf bahwa lekas atau lambatnya saat itu datang adalah tergantung daripada besar atau kecilnya usaha kami untuk mendapat kecakapan-kecakapan yang perlu buat kemerdekaan, dan daripada besar atau kecilnya usaha kami untuk membantu lekas tercapainya kemenangan akhir peperangan Asia Timur Raya.
Usai pidato, Bung Karno pun terlihat berteriak sambil menyeru kepada hadirin untuk menghormat kepada Kaisar Jepang.
Bung Karno berseru, "TennÅ Heika, Banzai!"
Kalimat yang berarti "Hiduplah Kaisar!" itu diucapkannya sampai tiga kali, diikuti mengangkat dua tangan. Hadirin juga mengikutinya.
Bagaimana seorang pemimpin utama rakyat terdengar pasrah soal titi mangsa kemerdekaan Indonesia?