Berita Bangkalan
Ini Alasan Universitas Trunojoyo Madura Menaikkan Uang Kuliah Tunggal
Pihaknya tidak secara ujug-ujug menaikkan UKT. Ada beberapa pertimbangan yang dijadikan rumus dan aturan setelah pihak kampus menerima dokumen-dokumen
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Musahadah
SURYA.co.id | BANGKALAN - Pembantu Rektor (PR) III Bidang Kemahasiswaan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Budi Mustiko mengungkapkan, kenaikan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) terpaksa dilakukan untuk pengembangan kampus.
"Tak mungkin bisa berkembang jika tidak menaikkan (UKT). Anggaran kami hanya Rp 39 miliar. (Kampus) yang anggarannya trilliunan saja menaikkan," ungkap Budi Mustiko kepada SURYA.co.id di sela-sela kedatangan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Senin (15/8/2016).
Ia menjelaskan, pihaknya tidak secara ujug-ujug menaikkan UKT. Ada beberapa pertimbangan yang dijadikan rumus dan aturan setelah pihak kampus menerima dokumen-dokumen calon mahasiswa baru.
"Kami minta berapa tanggungan keluarganya, berapa luas tanah dan bangunan, berapa tagihan listiknya, dan berapa penghasilan orang tuanya. Semua ada rumusnya," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, pihak kampus memberikan waktu evaluasi melalui form keberatan yang diberikan kepada setiap calon mahasiswa. Survei dilakukan untuk mengetahui apakah pihak kampus keliru atau data calon mahasiswa dimasukkan semua.
"Memang ada edaran setelah kami membuat aturan. Baik itu SMPTN, undangan, atau penerimaan jalur mandiri. Perlu ada revisi ulang (UKT)," pungkasnya.
Pernyataan Budi Mustiko tersebut menanggapi poster bertuliskan plesetan singkatan UTM sebagai 'Kampus Tambah Mahal'. Poster tersebut dibentangkan mahasiswa HMI Cabang Bangkalan di pintu masuk kampus UTM ketika Menteri Khofifah datang sebagai kuliah tamu.