Ramadan 1437 H

BBPOM Jatim Temukan Boraks pada Menu Takjil

Di Surabaya misalnya, banyak pedagang yang kedapatan menjual makanan dicampur dengan boraks, formalin, rhodamin B dan methanil yellow.

Penulis: Rorry Nurwawati | Editor: Parmin
habibur rohman
UJI MAKANAN TAKJIL - Petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) membeli beberapa makanan untuk diambil contoh di pusat jajanan takjil di area Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Selasa (14/6/2016). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Masyarakat dituntut tetap waspada saat memilih dan membeli makanan siap saji.

Terlebih, selama bulan Ramadan ini, mengingat banyak bermunculan penjual makanan minuman untuk hidangan berbuka puasa.

Sampai saat ini, masih banyak dijumpai penjual yang memilih jalan pintas dengan mengawetkan dagangannya.

Di Surabaya misalnya, banyak pedagang yang kedapatan menjual makanan dicampur dengan boraks, formalin, rhodamin B dan methanil yellow.

Selasa (14/6/2016) lalu, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Jawa Timur, menemukan tiga jenis sampel makanan yang terkandung boraks dan rhodamin B atau pewarna makanan pada makanan takjil yang dijajakan pedagang.

Penemuan ini didapatkan ketika petugas BBPOM menyidak penjual makanan di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.

Tiga sampel itu, berupa mie basah, kerupuk puli, kerupuk dan rambak. Sedangkan rhodamin B ditemukan pada kerupuk upil.

"Uji awal menggunakan mobil keliling, kami dapatkan indikasi penggunaan boraks dan formalin. Baru saat uji kedua di laboratorium ternyata bukan formalin tapi rhodamin B," kata I Ngurah Gusti Bagus Kusuma Dewa, Kepala BBPOM Jatim, kepada Surya.co.id, Kamis (16/6/2016).

Untuk saat ini, Masjid Nasional Al Akbar baru menjadi tempat pertama uji sampel untuk makanan takjil pada bulan Ramadan.

Namun tidak menutup kemungkinan BBPOM bersama instansi lainnya akan menguji sampel di beberapa lokasi lain, seperti Blauran, Pusat Kuliner Semolowaru, Pasar Pucang, dan Ampel.

"Kami uji secara rutin dan berkala, sampai menjelang lebaran," terang dia.

Data BBPOM pedagang masih cenderung menggunakan boraks untuk makanan yang dijajakan.

Padahal, bahan yang lebih aman untuk membuat produk menjadi kenyal bisa menggunakan Sodium Tripoly Phosphate (STTP) atau Sodium Bicarbonat.

Zat berbahaya, seperti boraks ini masih banyak terkandung dalam makanan baso atau kerupuk.

"Untuk boraks sendiri sangat susah kalau dilihat secara kasat mata, harus diuji lab dulu. Terlebih penggunaan boraks pada makanan yang sudah dimasak," papar Bagus.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved