Berita Gresik

'Bonggolan' Ikan Khas Pesisir Gresik Utara, Diburu Para Kuliner

"Rata-rata habis 20 bungkus. Saya 10 bungkus dan suami 10 bungkus. Bersyukur semuanya habis," kata Nur kepada Surya (TRIBUNnews.com Network), Rabu (15

Penulis: Sugiyono | Editor: Yoni
surya/sugiyono
BONGGOLAN - Pembeli menunjukkan jajan Bonggolan saat mmbeli di Jl Raya Perumahan GKB, Rabu (15/6/2016). 

SURYA.co.id | GRESIK - Bonggolan, adalah sebuah nama lauk atau jajanan yang unik di Pesisir Gresik.

Nama jajanan ini banyak ditemukan di daerah pesisir Gresik khususnya Gresik Utara.

Mulai daerah Pulau Mengare, Kecamatan Bungah, Kecamatan Manyar sampai di Daerah Sidayu juga ada.

Selama bulan Suci Ramadan, jajanan ini bisa didapat di sepanjang Jl Raya Perumahan Gresik Kota Baru (GKB).

Banyak penjual di tepi jalan raya yang memasang papan nama menjual Bonggolan. Bentuknya seperti lontong, bulat dan lonjong.

Harganya juga bervariasi dan terjangkau antara Rp 6.000 hingga Rp 8.000 per bungkus.

Seperti Nur Faizah (26), warga Lamongan yang menikah dengan orang Mengare, Desa Tanjungwidoro, Kecamatan Bungah.

Selama bulan suci Ramadan berjualan Bonggolan dan Bongko Kopyor khas Mengare di Jl Raya Perumahan GKB.

Mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB bisa menjual 10 buah Bonggolan.

Nur Faizah menjual Bonggolan bersama Suaminya. Setiap sore sejak awal bulan Suci Ramadan jualannya laku keras.

"Rata-rata habis 20 bungkus. Saya 10 bungkus dan suami 10 bungkus. Bersyukur semuanya habis," kata Nur kepada Surya (TRIBUNnews.com Network), Rabu (15/6/2016).

Nur sendiri tidak membuat langsung Bonggolan yang dijual tapi hanya mengambil dari orang lain. Sebagai orang kelahiran Lamongan tapi sudah tinggal lama di Pulau Mengare, Nur banyak tahu bahan-bahan untuk membuat Bonggolan.

Untuk membuat lauk Bonggolan, harus mengumpulkan beberapa bahan pokok. Diantaranya ikan laut, bisa ikan bandeng, kemudian dihaluskan sampai lembut.

Selanjutnya dicampur dengan tepung beras, bawang putih dan garam secukupnya. Baru dibungkus dengan daun pisang untuk dikukus.

"Semuanya dihaluskan dan diaduk sampai merata. Kemudian dibungkus daun pisang dan dikukus. Lamanya hampir 30 menit lebih," katanya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Dari hasil menjual jajanan Bonggolan tersebut, Nur sudah mendapatkan keuntungan berlimpah bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Ya. lumayan hasilnya. Kalau diluar bulan suci Ramadan buka warung kopi," imbuhnya.

Begitu juga dikatakan M Faisol (19), warga Pulau Mengare, Desa Tanjungwidoro, Kecamatan Bungah, yang selama bulan Suci Ramadan menjual lauk Bonggolan yang dibuat sendiri oleh orang tuanya.

Setiap hari juga mampu menjual puluhan biji Bonggolan.

"Bertahun-tahun di bulan Puasa, Ibu selalu membuat Bonggolan. Di hari-hari biasa ya membuat tapi tidak banyak," kata Faisol, yang menjual Bonggolan milik Ibunya yaitu Dawiyah (49).

Faisol menyebutkan bahwa untuk membuat lauk Bonggolan dibuat dari ikan payus dan bawang putih yang sudah dihaluskan kemudian dicampur dengan tepung terigu.

"Semuanya diaduk jadi satu dan dibungkus dengan daun pisang. Baru dikukus sampai matang," katanya.

Faisol sendiri tidak mengetahui asal usul nama jajan atau lauk Bonggolan.

"Tapi kebanyakan warga Gresik di pesisir Utara itu tahu ada jajanan bernama Bonggolan," katanya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Untuk makan jajan Bonggolan ini bisa diiris kecil-kecil baru dimakan dan bisa digoreng terlebih dulu baru dimakan. Rasanya pasti enak.

"Rasanya uwenak. Rasa ikan dan gurih," imbuhnya.

Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved