Berita Malang Raya

Sarung Tinju Para Juara Dunia Karya Perajin di Gang Kecil Kota Malang

#MALANG - Harga produknya beragam. Satu set sarung tinju dijual Rp 1,3 juta.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Yuli
SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
PERAJIN SARUNG TINJU - Iskanto membuat sarung tinju pesanan konsumen di rumahnya Jalan Bareng Kartini, Kota Malang, Senin (18/4/2016). Pelatih tinju amatir ini menekuni usaha kerajinan sarung tinju sejak 1983, hasil karyanya banyak dibeli sasana tinju di Jawa Timur dan kota-kota besar di Indonesia. 

SURYA.co.id | MALANG - Cukup sulit mencari rumah Iskanto (59), perajin perlengkapan seputar olahraga tinju dan muay-thai di Jalan Bareng Kartini Gang 3G Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Tetapi barang yang ia buat sudah melanglang ke beberapa kota di Jawa Timur, bahkan luar pulau Jawa.

Dan ketika SURYA.co.id mencapai rumahnya yang harus masuk ke gang kecil, tersaji tumpukan bahan dan barang yang sudah jadi di ruang tamu rumah Iskanto. Maklum saja, rumah itu sekaligus menjadi bengkel pembuatan peralatan olahraga tersebut.

Ada sarung tinju, sarung pemukul sansak, bola sansak, sarung penahan tinju, sansak muay-thai, juga sarung penahan tulang kering, dan sepatu tinju. Bahan pembuatan peralatan itu menumpuk di ruang tamu. Bahan yang dipakai adalah kulit lembu, dan hanya sedikit yang memakai bahan sintetis.

Apa yang dibuat Iskanto bukan barang baru. Laki-laki itu juga sejak lama berkecimpung di usaha rumahan pembuatan peralatan olahraga tinju.

"Saya mulai tahun 1985-an. Awalnya hanya untuk dibuat sendiri, karena saya kan ketika itu juga berkecimpung di dunia tinju. Karena di Malang cukup sulit mencari peralatan tinju, dan kalaupun ada mahal," ujar Kanto, demikian ia biasa dipanggil, ketika ditemui SURYA.co.id i rumahnya, Senin (18/4/2016).

Sebelum membikin sendiri peralatan tinjunya, Kanto selalu memesan kepada seseorang di daerah Sawahan, Kota Malang, sampai pada akhirnya orang itu meninggal dunia. Kanto mendapatkan 'warisan' ilmu pembuatan peralatan tinju itu. Dipadukan dengan keahliannya membuat kerajinan, Kanto kemudian membuat sendiri.

Dari waktu ke waktu, produk yang dibuatnya dikenal. Produk itu dikenal dari sasana ke sasana, dan dari ring ke ring. Kanto juga mengandalkan jaringannya sebagai pelatih. Setelah tidak lagi menjadi atlet, Kanto juga melatih tinju, seperti kalangan Brimob dan melatih secara privat.

Produk yang dibuatnya semakin dikenal. Beberapa waktu lalu, ia mengirimkan produknya ke sebuah sasana di Nusa Tenggara Barat. Barang yang dikirimnya senilai Rp 10 juta. Barang itu antara lain satu set sarung tinju, juga satu set pemukul sansak.

Mantan atlet tinju yang pernah memakai produk buatan Kanto antara lain M Rahman (peraih juara dunia versi IBF/International Boxing Federation) dan Andono Jayatirta (peraih juara versi PABA/Pan Asian Boxing Association).

Bisnis yang ditekuni Kanto, mungkin bukan bisnis yang memiliki pasar luas. Tetapi bisnisnya memiliki pasar tersendiri. Tidak heran, setiap bulan ia selalu kebanjiran pesanan.

"Kalau berapa jumlahnya per bulan tidak tentu. Namun kalau pas banyak pesanan, sampai kerepotan membagi waktu," ujar Kanto. Ia dibantu beberapa orang yang mengerjakan pesanan itu.

Untuk pembuatan peralatan tinju itu, membutuhkan waktu tidak sama. Seperti untuk pembuatan satu set sarung tinju, misalnya, membutuhkan waktu tiga hari dari awal pengerjaan sampai selesai.

Harga produknya beragam. Satu set sarung tinju dijual Rp 1,3 juta. Dan untuk setiap paket pemesanan dari pembeli, nilai pemesanannya mulai dari Rp 6 juta bahkan sampai Rp 100 juta.

Suami dari mantan atlet pesilat, Amelia, ini juga mengerjakan pesanan dari pemilik merek lain. "Pemilik merek ini dari luar Jawa. Yah, harus pintar-pintar membagi waktu antara mengerjakan pesanan dan melatih tinju atau muay-thai," tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved