Berita Sumenep Madura
Harga BBM di Kepulauan Rp 9.000 Per Liter, Ongkos Kapal pun Tetap Tinggi, ternyata ini Penyebabnya
Harga BBM jenis Premium di Kepulauan Sapeken dan Kepulauan Masalembu, masih tetap di posisi Rp 9.000 perliter dan Solar Rp 8000 per liter.
Penulis: Moh Rivai | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SUMENEP, MADURA - Kendati pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar, sejak 1 April 2016 lalu, namun ternyata tidak berpengaruh pada harga BBM untuk wilayah kepulauan Sumenep, Madura.
Harga BBM jenis Premium di Kepulauan Sapeken dan Kepulauan Masalembu, masih tetap di posisi Rp 9.000 perliter dan Solar Rp 8000 per liter.
Padahal di daratan Sumenep harga premium yang semula Rp 6.950 per liter menjadi Rp 6.450 perliter, minyak solar semula Rp 5.650 menjadi Rp 5.150 per liter.
Ahmad Sa’ad (43) warga Pulau Saobi, Kecamatan Sapeken, Sumenep, menyebutkan di daerahnya dampak penurunan harga BBM untuk dua jenis tersebut belum berpengaruh.
Hal itu karena para pengecer dua varian BBM tersebut masih membeli atau menyetok BBM pada saat harga masih lama.
‘’Kami tentu tidak mau rugi mas, karena pada saat kulakan ke daratan Sumenep dulu pada saat harga masih belum turun. Makanya, untuk menurunkan harga, kami masih menghabiskan stok dulu,’’ papar Sa’ad yang juga pedagang eceran di pulau tersebut.
Begitu pula, dengan Karim Amrullah, warga pulau Karamian, Kecamatan Masalembu Sumenep, kemungkinan harga BBM akan turun dan menyesuaikan dengan turunnya harga BBM di daratan Sumenep – Madura, pada awal bulan Mei mendatang.
Selain memang stok BBM sisa harga lama, juga karena kapal pengangkut BBM biasanya setiap 15 hari terkirim ke kepulauan.
‘’ Karena ini kepulauan, karenanya untuk menyesuaikan harga juga agak lambat. Butuh waktu sekitar satu bulan baru bisa menyesuaikan harga dengan daerah lain,’’ paparnya.
Ditanya tentang harga BBM seperti Premium yang dipatok Rp 9.000 perliter, itu sudah merupakan keputusan bersama.
Selain harga dasar BBM jenis Premium di daratan Sumenep yang seharga Rp 6.950 perliter, juga masih ditambah ongkos angkutan kapal Rp 1.000 per liter dan kuli serta keuntungan pedagang hingga total Rp 9.000 per liter.
‘’ Kalau ke pulau, selain ongkos angkutan kapal dan perahunya, juga ada ongkos kuli dan ditambah lagi dengan keuntungan atau laba pengecer. Kalau menjual kayak di daratan Sumenep, pasti rugi besar,’’ sambung Sa’ad.
Kedua pedagang BBM asal kepulauan Sumenep itu berharap, jika memang harga BBM turun bisa bertahan lama. Sebab jika harga BBM sebentar saja sudah naik lagi, maka bukan tidak mungkin pedagang atau pengecer BBM di kepulauan gulung tikar.
Tidak saja BBM eceran yang masih tetap harganya, tetapi juga ongkos angkutan perahu dan kapal antara kepulauan masih belum semuanya menurunkan tarif ongkos angkutannya.
Tarif perahu penumpang dari Sumenep ke Pulau Masalembu dan Sapeken, masih berkisar antara Rp 70.000 - Rp 85.000.