Orang Jombang Mengaku Nabi

MUI Tunda Keluarkan Fatwa pada Gus Jari, Ini Alasannya

#Jombang - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang menunda penerbitan fatwa terkait kasus pengakuan penerima wahyu Allah dan Isa Habibullah

Penulis: Sutono | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id/Sutono
KIRI: Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang, KH Cholil Dahlan. KANAN: Jari, orang yang mengaku menerima Wahyu Allah dan Isa Habibulah 

SURYA.co.id I JOMBANG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang menunda penerbitan fatwa terkait kasus pengakuan Jari (44) warga Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang yang mengklaim menerima wahyu dari Allah SWT, dan menyebut diri Isa Habibullah.

Ketua MUI Jombang KH Kholil Dahlan mengatakan, alasan penundaan penerbitan fatwa ini dikarenakan masih ada poin-poin yang perlu direvisi.

"Nanti jika sudah selesai, akan saya sampaikan kepada teman-teman media," ujarnya, melalui pesan singkat kepada Surya.co.id, Rabu (24/2/2016) sore.

Meski demikian, Kholil enggan merinci poin-poin yang masih perlu direvisi.

Sebagaimana diketahui, MUI menjadwalkan mengeluarkan fatwa terkait Jari (44) warga Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang, yang menghebohkan karena mengaku menerima wahyu dari Allah.

Fatwa diterbitkan setelah sebelumnya MUI melakukan klarifikasi terhadap Jari di Aula Islamic Center Jombang, Senin (22/2/2016).

Dalam klarifikasi itu, Jari menampik pernah menyatakan diri sebagai nabi. Namun dia mengaku menerima wahyu dari Allah. Padahal, dalam pemahaman MUI, wahyu terakhir diberikan kepada Nabi Muhammad.

Diberitakan, Jari mengaku menerima wahyu dari Allah, dengan perintah menjadi penanda akhir zaman, yang diyakini sebagai turunnya Nabi Isa di muka bumi.

Diakuinya, wahyu tersebut dia terima pada Jumat Legi tahun 2004. Ketika itu Jari menjadi santri di salah satu pesantren Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Saat itu, Jari sedang salat malam. Manakala sujud, dadanya serasa ditekan. Bersamaan itu, Jari mendengar panggilan sebanyak 7 kali berupa ayat pertama sampai 5 Surat Yasin Alquran.

Dari situ, dia mengaku mendapatkan petunjuk sebagai Isa Habibullah atau Isa kekasih Allah. Ini untuk membedakan dengan Isa Almasih yang hidup sebelum zaman Nabi Muhammad.

Sebagai tindak lanjut, dia lantas mendirikan pesantren dinamakan Ponpes Kahuripan Ash-Shiroth dan masjid Shirotol Mustakim. Kini pengikutnya mencapai 100 orang lebih.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved