Berita Lamongan
Pemandian Air Hangat Brumbung, Lokasi Wisata Alternatif untuk Tahun Baru
Lokasi wisata yang satu ini adalah pemandian Air Panas Brumbung atau yang dikenal dengan sebutan Air Panas Brumbun.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Parmin
SURYA.co.id | LAMONGAN - Lamongan tidak hanya menawarkan objek wisata laut, dan wisata religi, seperti WBL, Maharano Zoo dan Goa serta makam Sunan Drajat. Namun potensi wisata alam dengan segala kelebihannya terdapat di sana. Nah, dimanakah tempat wisata alam menawarkan suasana dan nilai manfaat itu ?
Lokasi wisata yang satu ini adalah pemandian Air Panas Brumbung atau yang dikenal dengan sebutan Air Panas Brumbun.
Namanya memang tidak setenar Goa Maharani ataupun Wisata Bahari Lamongan (WBL), namun nuansa alami karena lokasinya yang masih perawan di tengah hutan dan sejarah panjangnya layak dikunjungi dan menjadi satu di antara destinasi wisata di Lamongan.
Pemandian air panas yang oleh masyarakat sekitar sering disebut sebagai sendang Brumbung ini terletak di wilayah Dusun Tepanas, Desa Kranji, Kecamatan Paciran.
Sendang Brumbung sudah ada sejak zaman Walisongo, tepatnya di masa Sunan Drajat.
“Konon pemandian ini sering digunakan para wali, termasuk Sunan Drajat sebagai tempat berdiam diri,”ungkap Mulyono, juru kunci pemandaian atau penjaga pintu pemandaian air panas ini.
Kisah legenda sendang Brumbung berawal dari berubahnya warna dan rasa. Padahal biasanya digunakan oleh warga sekitar untuk minum, mandi, dan mencuci.
Lantaran perubahan itu banyak warga yang sakit dan akhirnya takut untuk menggunakan sendang.
”Itu banyak diungkapkan para orang tua atau sesepuh dusun Tepanas,”kata Mulyono.
Sunan Drajat-lah kemudian yang menolong warga dengan menancapkan tongkat ke tanah kapur di dekat sendang.
Dari lubang tongkat itu keluar air tawar dan bersih. Keluarnya air tawar tersebut ternyata tak pernah berhenti. Airnya sampai tumpah berlebihan.
Sunan Drajat kemudian meminjamkan bokor dan menyuruh warga untuk membersihkan air sendang hingga bersih.
Tak hanya kisah legenda dari Sendang Brumbung saja yang menarik. Namun dari cerita yang mutawatir (sambung menyambung, red), air hangat sendang Brumbung dipercaya memiliki khasiat menyembuhkan sejumlah penyakit, termasuk menyembuhkan penyakit kulit.
Pemandian air panas Brumbung ini tidak terlalu luas, hanya 5×10 meter, dengan menyediakan dua kolam untuk wisatawan laki-laki dan perempuan.
Meski tak luas, tempat ini selalu dipenuhi pengunjung baik dari lokal Lamongan maupun dari luar kota seperti Bojonegoro, dan Gresik, Mojokerto dan Tuban.
"Tempat ini akan lebih ramai dikunjungi pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu,”kata Safaat, warga setempat.
Baru Akan Disentuh Disparbud
Sayangnya sampai saat ini belum tersentuh Pemkab Lamongan. Dua kolam berukuran 5x10 meter hanya berupa bangunan tembok batu bata dengan kedalaman 2 meter.
Kedua kolam itu di kelilingi dengan pagar bambu seadanya, yang dibangun oleh warga Dusun Tepanas.
Padahal, lokasi wisata yang menawarkan mandi air hangat ini berpotensi setenar pemandian air hangat Pacet atau pemandian air hangat di Cangar dan Songgoriti di Kota Batu, itu kalau dikelola dengan serius.
Tak hanya itu, akses jalan menuju lokasi pemandian masih belum mendapat sentuhan pembangunan seutuhnya.
Akses jalan sepanjang 2 killmeter ini sebagian besar masih berupa makadam dan hanya sebagian kecil saja yang sudah berupa beton. Praktis, jalan menuju objek wisata alam ini tidak layak.
Apalagi, kondisi jalan diperparah dengan lebar jalan yang cukup sempit. Kendaraan yang bisa masuk ke lokasi wisata pemandian hanya sejenis minibus.
Padahal, untuk mengembangkan potensi wisata perlu di dukung akses jalan yang memadai. Peningkatan jalan menuju kolam air panas memang perlu segera.
Wisata dengan nuansa alam yang memukau ini memang sangat disayangkan, lantaran belum terawat dengan baik dan benar. Padahal, wisata alam pemandian air hangat dapat mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lamongan.
Hanya warga Dusun Tepanas, Desa Kranji yang berinisiatif mengelola sendiri objek wisata.
“Dusun yang mengelola dan uangnya dibagi, buat jaga loket separuh, dan separuhnya untuk dusun, yang dibagi satu bulan sekali,”imbuh Mulyono.
Hanya dengan mengandalkan kondisi yang ada sekarang, sehari bisa mendapat sekitar Rp 200.000 - Rp 300.000.
Karcisnya untuk motor dan mobil bukan perorangan, mobil 10.000, motor 3.000.
”Tapi yang menuju ke tempat ini dengan jalan kaki tidak bayar,” katanya seraya berharap Pemkab memperhatikan dan meningkatkan objek wisata alam kolam air hangat. Pasalnya, objek wisata tersebut kian ramai dikunjungi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Eko Proyanto dikonfirmasi Surya.co.id, Kamis (24/12) petang mengungkapkan, pihaknya sudah merencanakan untuk pemandaian air hangat Brumbung.
”Kita sudah masukkan anggaran pada 2016,”kata Eko.
Eko menambahkan pemandaian itu kini sudah menjadi perhatiannya, selain rencana perbaikan jalan, dan sarana lainnya juga lokasi pemandaiannya.
”Sementara kita akan bangun gapura menuju lokai. Dananya sekitar Rp 200 juta,”kata Eko.
Tentu akan terus diusulkan melalui APBD untuk pembangungan selanjutnya. Untuk jalan, lokasi pemandaian dan sarana pendukung lainnya.
”Sudah - sudah menjadi perhatian kita. Dan sudah kita mulai,”katanya.