Musim Haji 2015
Sepulang dari Mekkah Jemaah Diimbauh Waspada Mers
’’Jika panasnya tinggi, mereka dikarantina. Virus itu ditandai dengan suhu di atas 38 derajat Celcius,’’ ujar Indah.
Penulis: Anas Miftakhudin | Editor: Parmin
SURYA.co.id | MOJOKERTO - Jemaah haji yang baru pulang dari Tanah Suci diminta waspada terhadap kemungkinan penyebaran virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
Jemaah diimbau apabila suhu badannya meningkat selama dua pekan ke depan diminta segera ke Puskesmas atau lapor ke Dinkes Pemkot Mojokerto.
Kepala Dinkes Kota Mojokerto, Ny Christin Indah Wahyu, mengatakan seluruh jamaah haji kondisinya sehat. Sepanjang kepulangannya ke tanah air, haji asal Kota Mojokerto diketahui aman dan tanpa keluhan penyakit khusus.
’’Kami tetap waspada sebaran penyakit MERs,’’ katanya, Sabtu (10/9/2015).
Sebaran penyakit itu menjadi prioritas setelah kepulangan jemaah haji. Karena sejumlah kasus sempat menjadi atensi instansi kesehatan. Bahkan saat jemaah haji datang di bandara, mereka di-scan dengan alat pengukur suhu tubuh.
’’Jika panasnya tinggi, mereka dikarantina. Virus itu ditandai dengan suhu di atas 38 derajat Celcius,’’ ujar Indah demikian dipanggil.
Tanda-tanda orang terjangkit virus yang merupakan endemik kawasan medeterania itu berupa naiknya suhu tubuh. Apabila terjadi, perlu segera diperiksa, utamanya untuk memastikan penyebab kenaikan suhu tersebut.
’’Selama dua minggu ke depan, kami minta jamaah yang tiba-tiba panas segera lapor ke Dinkes atau ke puskesmas terdekat untuk pengecekan lebih lanjut,’’ tandasnya.
Menurutnya, pantauan selama dua minggu itu terbilang perlu. Karena selama dua pekan itu diperkirakan dua kali masa inkubasi virus corona yang menyebabkan penyakit Mers. Selama dua pekan setelah jamaah pulang, kesehatannya juga patut dijaga.
Jemaah haji selama melaksanakan rukun Islam ke 5, kondisi cuaca di tanah suci sangat berbeda jauh dengan di tanah air. Di Mekkah suhunya bisa mencapai 52 derajat Celcius. Itu jauh lebih rendah dibanding di Kota Mojokerto yang hanya 36 derajat Celcius.
Di samping itu, hampir lebih dari separo dari total haji asal Kota Mojokerto tergolong jemaah berisiko tinggi. Artinya, mereka ini sejak keberangkatan memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti diabetes, darah tinggi, kolesterol, jantung, dan lainnya.
"Syukurlah, jemaah dari Kota Mojokerro utuh,’’ terang Indah.
Hanya saja, seorang jemaah haji asal Wates, Sudiah, diketahui pulang dari Asrama Haji Sukolilo Surabaya dibawa dengan mobil ambulans.
Itu disebabkan kondisi kesehatan yang menurun akibat sempat beberapa kali terjatuh saat ibadah di Mekkah. Selain itu, ia juga tergolong jemaah resiko tinggi.
’’Dia sudah dijemput keluarganya,’’ paparnya.
Wali Kota Mojokerto KH Mas'ud Yunus bersyukur tidak asa warganya yang menjadi korban di Mina.
"Alhamdulillah jemaah asal Kota Mojokerto selamat semua. Semoga mereka menjadi haji mabrur," paparnya.