Berita Inovasi
Masker dari Sabut Kelapa untuk Penangkal Kabut Asap
Sabut kelapa yang mudah didapat ini, lanjutnya, mengandung selulosa berkadar 43,44 persen. Selulosa merupakan partikel-partikel penyaring alami.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Enam mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya membuat inovasi untuk mengatasi kabut asap akibat kebakaran hutan yang hingga kini masih terjadi di beberapa provinsi.
Mereka adalah Dini Kartini dan Amar Syaidi (D3 Keperawatan), Widya Irene Mayangsari (S1 Keperawatan), Imaniar Rifka Annisa (D3 Analis Kesehatan), Wilda Kusuma Dewi (D3 Analis Kesehatan, dan Khoiratul Ummah (D3 Kebidanan) Fakultas Ilmu Kesehatan.
Masker ini berbahan sabut kelapa yang telah dihaluskan.
“Masker ini merupakan masker medis yang bisa didapatkan di apotek. Namun kami tambahkan dengan sabut kelapa sehingga jadi masker yang mampu menghindarkan manusia dari ultrafin atau zat berbahaya bagi tubuh yang terkandung dalam asap,” tutur Dini Kartini saat memaparkan hasil inovasinya, Rabu (7/10/2015).
Sabut kelapa yang mudah didapat ini, lanjutnya, mengandung selulosa berkadar 43,44 persen. Selulosa merupakan partikel-partikel penyaring alami.
Sementara particulate matter (PM-10) pada asap di Riau atau polutan asap kendaraan berbahaya untuk kesehatan paru-paru. PM sendiri merupakan partikel padat atau cair yang ditemukan di udara.
”PM-10 mampu mencapai daerah yang lebih dalam pada saluran pernapasan. Salah satu jenis bagian PM-10 adalah Ultrafine Partikel (UFP) yang dapat menembus kelapisan epitel paru,” sambung dia.
UFP ini dapat menempel ke dinding alveolus dan berinteraksi dengan sel-sel epitel.
”Ini kan bahaya bagi pernapasan, yaitu peningkatan radang paru-paru, respons alergi dan menurunnya fungsi paru-paru,” tambah mahasiswi lainnya, Imaniar Rifka.
Menurut Imaniar sabut kelapa ini merupakan salah satu bahan yang dapat dipergunakan untuk mengurangi risiko berbahaya dari asap kebakaran, terutama hutan. Serabut kelapa mengandung 43,44 persen selulosa.
Selain itu, cara membuatnya cukup mudah. Yakni sabut yang sudah diiris, kemudian dipukul-pukul, semacam dimemarkan untuk membuat tekstur lunak. Semakin tua kelapa maka sabutnya semakin bagus.
”Tapi kalau sabut basah, nggak usah khawatir, cukup bisa dijemur terlebih dulu. Tidak diperlukan proses pengeringan dengan oven. Cukup sinar matahari,” tutur Imaniar.
Sabut yang sudah diiiris dan dimemarkan hingga menjadi lunak lantas dimasukkan dalam lapisan kain bahan masker yang dibuka dengan gunting.
Tak hanya untuk kebakaran saja, masker inovasi ini bisa dimanfaatkan petugas Pemadam Kebakaran (PMK) atau pengendara motor di kota besar.
Bisa juga dimanfaatkan mereka yang berada di kamar otopsi atau jenazah untuk menangkal kandungan yang merugikan kesehatan tubuh.