Musim Haji 2015

Satu Jemaah Ditunda Sekeluarga Tolak Berangkat

Selain satu keluarga yang tidak berangkat, ada satu Jemaah Kloter 2 asal Madiun yang sedang dirawat di RS Haji Sukolilo karena terkena stroke.

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Wahjoe Harjanto
surya/sany eka putri
TERKENA STROKE - Jemaah Kloter 2, S.Hardjo (78) gagal berangkat karena terserang stroke sedang dirawat di RS Haji sukolilo, Senin (24/8/2015). 

SURYA.CO.ID | SURABAYA - M.Hisyam, Jemaah Haji asal Surabaya dari Kloter VI menyatakan mundur dari pemberangkatan karena visa istrinya, Sriyati belum jadi dan ditunda keberangkatannya.

“Visa istri saya belum jadi, padahal kami ini sekeluarga. Ya sudah kami menyatakan mundur sampai visanya keluar,” terangnya ketika mendatangi Kantor Siskohat Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) bersama istrinya, dan dua anaknya, Riski dan Naufal, Senin (24/8/2015).

Sriyati pun mengaku kecewa terhadap sistem visa yang sampai membuat Jemaah tertunda berangkatnya. “Bagaimana tidak, coba lihat banyak Jemaah tertunda. Banyak yang pisah dengan keluarganya, istrinya,” ungkapnya.

Keputusan satu keluarga ini untuk tidak berangkat haji dan lebih memilih pulang bukan keputusan yang mudah. “Kami sudah pikirkan matang-matang untuk melakukan hal ini,” papar dia.

Satu keluarga ini rencananya akan berangkat malam ini pukul 23.30 WIB.
Mereka memutuskan telah membatalkan keberangkatan ke Tanah Suci Mekkah sampai gelombang pertama berakhir 2 September 2015.

"Kita lihat nanti, kalau sampai gelombang pertama pemberangkatan tidak ada kejelasan, saya minta keberangkatan saya sekeluarga ditunda tahun depan saja. Pokoknya, saya sekeluarga harus berangkat ibadah bersama-sama. Bukannya bagaimana atau apa, tapi kami ingin melaksanakan ibadah dengan tenang, tanpa beban," katanya.

Tak hanya itu saja mereka juga tidak mau tinggal di Asrama Haji untuk menunggu penyelesaian visa milik keluarganya, dan memilih untuk menunggu kabar dari rumah yang ada di Kedungasem.

Kepala Bidang Haji dan Umrah Kemenag Jatim H.M Sakur menegaskan, masalah visa itu di luar kewenang dari Kemenag, tapi menjadi kewenang dari Pemerintah Arab Saudi melalui Kedubes di Jakarta.

"Masalah ini diluar kehendak kami. Ya kami himbau agar para Jemaah ini jangan terlalu berlebihanlah. Kami juga sedang berusaha agar mereka ini bisa berangkat haji,” paparnya.

Untuk satu keluarga yang membatalkan berangkat ini, Sakur mengupayakan di kloter selanjutnya apabila nama visa yang bersangkutan sudah jadi. “Kalau sudah jadi segera kami panggil, kami atur nanti ikut kloter berapa,” ungkapnya.

Selain satu keluarga yang tidak berangkat hari ini, ada satu Jemaah Kloter 2 asal Madiun yang sedang dirawat di RS Haji Sukolilo karena terkena stroke.

Seminggu sebelumnya, Jemaah dengan nama S. Hardjo (78) ini menjalani operasi trepanasi (operasi buka kepala) di RS Sudono Madiun. “Tanggal 18 Agustus kemarin Bapak operasi buka kepala. Dari pihak rumah sakit juga menganjurkan Bapak untuk istirahat tapi Bapak nekat karena tahu akan pergi haji,” papar Kidin putra ketiganya, ketika ditemui di Ruang Showa, RS Haji Sukolilo.

Kidin menuturkan, dari RS Sudono dirujuk ke Asrama Haji Sukolilo menggunakan ambulance dan diantar keluarga yang ada di Krian. “Dari rumah sakit sudah memberi rujukan di bawa ke RS Haji sini. Keadaannya juga tidak memungkinkan kalau berangkat malam ini,” tambahnya.

Panitia Penyelenggara Kesehatan Haji dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan), dr Zainul menambahkan, Jemaah yang sakit berat tidak diperbolehkan untuk berangkat haji.

“Dengan kata lain ditunda keberangkatannya. Dari pada di Mekkah sana terus ada apa-apa, lebih baik diistirahatkan dulu. Jangan dipaksakan. Kalau yang baru operasi itu minimal 20 hari baru bisa baik,” ungkapnya.

Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok.
LIKE Facebook Page www.facebook.com/SURYAonline
FOLLOW www.twitter.com/portalSURYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved