Prostitusi Online

Kisah Pembuat Website Terjerumus Prostitusi Online ABG Bispak Surabaya

#SURABAYA - Pria yang berperan di balik konser Iron Maiden 2014 itu membantah jadi mucikari online untuk para ABG bispak atau bisyar.

Penulis: Zainuddin | Editor: Yuli
satria akbar sigit
Ainur Rohman (29), pegawai event organizer yang tinggal di Jl Gubeng, Surabaya saat gelar perkara di markas polisi, Senin (18/5/2015). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Tersangka mucikari prostitusi online, Ainur Rahman Muafi (27) mengenal VD (16), dan IY (17) sekitar tiga bulan lalu. Perkenalan ini bermula dari Broadcast (BC) yang masuk ke BlackBerry Messenger (BBM) milik tersangka.

Ditemui di Mapolrestabes Surabaya, 18 Mei 2015, Ainur mengungkapkan tidak ada yang aneh dalam BC itu.

BC itu pun tidak menyebutkan bila dua cewek itu tergolong ABG bispak maupun bisyar (bisa dipakai/bisa dibayar). BC itu sama dengan BC yang biasa diterimanya.

Tersangka langsung meng-invite PIN yang tercantum dalam BC itu. Sejak saat itu tersangka sering berkomunikasi dengan korban.

Menurutnya, pembicaraan via BBM itu pun tidak ada yang aneh. Sesekali tersangka bertemu dengan korban di warung kopi.

“Saya ingin berkenalan dengan siapapun, karena saya bekerja sebagai event organizer (EO),” kata Ainur, Selasa (19/5/2015).

Suatu hari seorang korban mengirim BBM kepada tersangka. Dalam BBM ini korban minta diantarkan ke sebuah hotel di kawasan Jalan Ngagel.

Saat itu korban tidak menyebutkan alasan datang ke hotel itu. Karena sudah akrab, tersangka bersedia mengantarkan korban.

Ainur mengungkapkan kedatangannya ke hotel bersama dua tersangka. Tersangka hanya mengantarkan korban sampai di pintu hotel.

Bapak dua anak ini tidak mengetahui ada berapa orang di dalam kamar hotel itu.

Saat akan meninggalkan pintu kamar, seorang pria dari kamar memberikan uang Rp 1 juta. Pria itu berpesan agar uang itu diberikan kepada dua korban.

“Saat akan meninggalkan hotel, saya langsung ditangkap dan dibawa ke Mapolrestabes,” tambahnya.

Pria yang pernah berperan dalam konser Iron Maiden di Bali pada 2014 lalu ini membantah telah menjajakan korban.

Dia mengaku baru pertama kali mengantar korban datang ke hotel. Saat ditanya soal website yang diduga untuk menjajakan korban, tersangka juga membantahnya.

Ainur mengaku bisa membuat website, dan sering menerima order pembuatan website. Tapi sebagai web developer, dia membantah membuat atau mengoperasionalkan website itu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved