Ujian Nasional 2015
Siswa Sumenep Coret-Coret di Kain Raksasa dan Sujud Syukur
"Mengantisipasi hal terburuk dalam merayakan kelulusan siswa kelas III SMA, kami mengajak mereka semua bersujud syukur bersama.
Penulis: Moh Rivai | Editor: Yoni
SURYA.co.id| SUMENEP - Mengantisipasi aksi berlebihan siswa kelas III Sekolah Memengah Atas ( SMA ) saat merayakan pengumuman kelulusan, Satuan Polisi Lalulintas (Satlantas) Polres Sumenep mengajak ratusan siswa yang lulus ujian nasional (UN), untuk menggelar sujud syukur bersama, di depan masjid Agung, dan gowes bersama, Jumat (15/5/2015).
Sujud syukur dan gowes bersama untuk siswa yang dinyatakan lulus UN, agar tidak menggelar konvoi di jalan raya, yang rawan kecelakaan.
Siswa yang hadir ke acara tersebut, diwajibkan mengendarai sepeda ontel karena sehabis acara sujud syukur, siswa akan gowes bareng bersama polisi dari Areal Taman Adipura, depan Masjid Jamik, ke lapangan GOR A Yani, Pangligur Sumenep.
"Mengantisipasi hal terburuk dalam merayakan kelulusan siswa kelas III SMA, kami mengajak mereka semua bersujud syukur bersama. Acara seperti itu, tidak ada konvoi di jalan raya, karena sangat membahayakan keselamatan,” kata Kasatlantas Polres Sumenep, AKP Musa Bachtiar.
Menurutnya, dalam pengumuman pelulusan tahun ini, pihaknya tidak ingin kecolongan, dan ada aksi konvoi dengan dalih kelulusan, karena itu sangat berbahaya.
Dan pihaknya menginginkan pengumuman pelulusan tahun ini, tidak diwarnai aksi-aksi yang berlebihan apalagi aksi yang mengancam keselamatan jiwa.
"Dalam acara Gowes Bareng Siswa SMU dan Polantas, juga disediakan berbagai hadiah menarik dan serta hadiah hiburan lainnya, sebagai bentuk empati kami pada generasi muda," lanjut Musa.
Selain itu, untukn menghindari corat-coret siswa lulusan UN, yang biasanya dicoretkan ke baju mereka, Polantas Sumenep menyediakan kain sepanjang lima meter bagi siswa dari masing-masing sekolah, agar diisi corat-coret, sebagai luapan kegembiraan atas kelulusan mereka.
Selanjutnya kain tersebut diserahkan ke sekolahnya masing-masing, untuk disimpan dan dijadikan kenang-kenangan perayaan kelulusan mereka.
"Tidak ada lagi corat-coret baju, sehingga baju yang masih layak bisa diberikan pada adik kelasnya,” pungkasnya.
Sementara Ketua Komisi IV DPRD Sumenep, A Subaidi, merespon positif antisipasi kelulusan yang dilakukan polisi lalulintas. Karena dengan begitu, aksi-aksi tidak bermanfaat dalam perayaan kelulusan dapat ditekan.
“Kami setuju dengan aksi yang dilakukan polisi, karena dengan konvoi atau corat-coret baju, sangat tidak mendidik dan terkesan berfoya-foya. Merayakan kelulusan bisa dengan cara lain, seperti bakti sosial atau kegiatan lainnya yang lebih bermanfaat,” timpal Subaidi.
Untuk menghentikan aksi corat-coret dan konvoi kendaraan, setiap pengumuman kelulusan siswa SMA, orang tua maupun pihak sekolah harus tegas terhadap siswa.
Pihak sekolah bisa memberikan sanksi berupa tindakan penahanan ijazah atau tindakan lain yang membuat siswa takut untuk menggelar acara-acara seperti itu, dengan begitu aksi konvoi kelulusan lambat laun akan punah.
“ Tidak apa-apa sekolah memberikan sanksi pada siswanya yang menggelar pesta kelulusan dengan hal-hal yang tidak baik, Cuma sanksi itu tidak boleh menghambat keberlangsungan pendidikannya," pungkasnya.
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA