Pemberantasan Narkoba
Pemkot Surabaya dan BNN Bersekutu Menekan Peredaran Narkoba
#SURABAYA - 2 persen atau sekitar 65 ribu dari pelajar tingkat SMP-SMA se-Jatim yang jumlahnya 3.221.664, terindikasi sebagai konsumen narkoba.
Penulis: Magdalena Fransilia | Editor: Yuli
SURYA.co.id | SURABAYA - Tingkat peredaran narkoba dikalangan anak muda, utamanya pelajar makin marak.
Apalagi dari seluruh pelajar tingkat SMP-SMA se-Jatim yang jumlahnya 3.221.664 yang terindikasi terjangkit narkoba sebanyak 2 persen atau sekitar 65 ribu pelajar.
Kepala BNN Jatim Brigjen Pol Iwan A Ibrhim malah menyebutkan, di Jatim ada 400 ribu pengguna narkoba, yang tak kurang dari 15 persennya merupakan pelajar.
Sebagian besar dari pelajar itu mengonsumsi pil berwarna putih kapur bertuliskan LL (baca: double L).
Hal inilah yang mendasari Pemerintah Kota Surabaya (pemkot) bersekutu dengan BNN Badan Narkotika Nasional (BNN) Surabaya guna mengantisipasi peredaran narkotika dan obat/berbahaya.
Hal ini diwujudkan lewat sinergi program kurikulum terintegrasi antara Pemkot, Dinas Pendidikan (Dindik) serta BNN yang disebut dengan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Untuk itulah, kini mulai digalakkan sosialiasi untuk memperkuat pemahaman anak muda yang kini ditengarai menjadi sasaran pengedar barang terlarang itu.
Pembagian tugas mulai dilakukan yakni untuk anak-anak sekolah sosialisasi pemahaman dilakukan BNN dan Bapemas. Untuk Karang Taruna dilakukan Dispora dan BNN, serta Pertura dilakukan Kominfo dan BNN.
Nantinya penanganan dan pembinaan terhadap remaja yang terjangkit narkoba akan dilakukan oleh BNN. Sedangkan bila kondisinya sudah masuk ranah hukum, pemkot kerja sama dengan kepolisian.
“Pada intinya semua badan-badan ituberjalan bersamaan, karena untuk menanggulangi masalah serius ini kita tidak bisa sendirian. Butuh koordinasi dari semua pihak,” ungkap Risma.
Sinergi antara Pemkot dan BNN Kota Surabaya terlihat di acara peningkatan pemahaman pemuda tentang bahaya HIV-AIDS, kenakalan remaja, narkoba yang digelar di kantor kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya baru-baru ini.
Dihadapan puluhan siswa dan nggota Karang Taruna, BNN maupun Pemkot mengingatkan para pemuda itu agar tidak keliru memilih teman bergaul. Sebab, salah pergaulan menjadi penyebab awal terjerumusnya mereka pada Narkoba. “Kesalahan anak muda jaman sekarang menganggap narkoba dan miras itu bagian gaya kehidupan modern,” tambah Risma.
Kepala BNN Kota Surabaya, Kompol Suparti mendukung program dengan menyelenggarakan tes urine. “Kami ingin melakukan pencegahan sedini mungkin, sebab kalau mereka sudah mengenal narkoba bisa jadi pemakai bahkan pengedar nantinya. Sebagai langkah pencegahan bisa dilakukan tes urine supaya tau bagaimana kondisi kaum muda saat ini terhadap penggunaan narkotika,” tuturnya.
Baginya itu bukan hal yang patut dutakuti, sehingga tak masalah bila itu dilakukan pada siapapun kapanpun. Sebab bila ketahuan kalau hasilnya positif akan di assessment terlebih dahulu.
”Positifnya itu karena apa? Apakah baru coba atau baru mengonsumsi obat bius, atau masih dalam pengaruh obat kesehatan lainnya,” tambah mantan Kabag Humas Polrestabes Surabaya itu.