Seni Budaya

Teater SMAN 1 Pasuruan Tampilkan Adegan Injak-injak Guru Curang

Siswa-siswi yang stres dan marah akhirnya merobohkan gedung sekolah dan menginjak-injak gurunya.

Penulis: Sugiyono | Editor: Yuli
SURYA.co.id/Moch Sugiyono
TEATER PELAJAR – Para aktor dan aktris teater dari SMAN 1 Pasuruan saat tampil di kampus Unmuh Gresik, Minggu (8/3/2015). 

SURYA.co.id I GRESIK – Ujian Nasional (Unas) selalu menghantui pelajar. Sering pula ada kebocoran soal dan oknum Kepala Sekolah bersekutu dengan para guru agar muridnya lolos 100 persen.

Pertunjukan ini digambarkan oleh kelompok teater dari SMAN 1 Pasuruan saat mengikuti lomba teater di kampus Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) wilayah Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Minggu (8/3/2015).

Teater sindiran tentang kecurangan Unas ini diperankan oleh 8 siswa-siswi yang didampingi Wahyu Setiadi.

Adegan dibuka suasana hening di ruang Kepala Sekolah di sebuah ‘Sekolah Bertaraf Internasional’. Di ruang itu ada tiga orang, yaitu Kepala Sekolah, Ibu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan guru yang dipercaya Kepala Sekolah.

Dalam rapat tertutup itu membicarakan persiapan UN yang hampir terjadi beberapa bulan. Kepala Sekolah menginginkan agar siswa-siswinya lulus 100 persen, sebab sebagai SBI harus bisa anak didiknya lulus 100 persen.

Nilainya juga harus yang memuaskan supaya dana bantuan dari pusat bisa mengucur besar.

Berbagai kesiapan yang matang untuk melakukan aksi kecurangan, waktu Unas yang ditunggu-tunggu itu datang.

Akhirnya, dengan berbagai cara, Kepala SBI dan Ibu Waka Sekolah dibantu guru kepercayaan mendapatkan semua kunci jawaban mata pelajaran Unas.

Anak-anak menurut saja dipengaruhi guru-guru sebab nilai-nilai try out juga dibuat jelek oleh pihak sekolah sehingga siswa-siswi sangat menggantungkan adanya kunci jawaban Unas.

Hari pertama kunci jawaban berhasil dibagikan kepada seluruh siswa, sampai hari kedua dan hari terakhir Unas.

Namun, apa yang didapatkan setelah pengumuman tersebut, ternyata seluruh pelajar SMA SBI tersebut tidak lulus semuanya sebab kunci jawaban yang didapatkan dari pihak penjual kunci jawaban isinya salah semua.

Akibat kejadian tersebut, Kepala SBI menjadi stress dan siswa-siswi akhirnya tidak percaya dengan guru dan SBI. Siswa-siswi marah dan akhirnya sekolah dirobohkan dan gurunya diinjak-injak.

“Teater ini sebagai gambaran dunia pendidikan sekarang ini yang banyak menggunakan segala cara agar siswa-siswinya lulus. Tapi tidak membekali anak didik dengan model pembelajaran yang benar," ujar Eki Cahya Imani, siswi SMA Negeri 1 Pasuruan yang memerankan sebagai Ibu Wakil Kepala SBI dalam kelompok teater ‘Simbang’ SMAN 1 Pasuruan.

Menurut dia, dampak dari kecurangan itu adalah ilmu pengetahuan yang diajarkan tidak bisa dipahami oleh siswa. Tapi sekolah hanya mengejar materi dan nama baik lembaga. "Anak-anak juga dihantui kelulusan dalam Unas, yang harus lulus tanpa melihat kemampuan. Makanya, tema teater ini Settan Unas,” paparnya.

Eki menambahkan, pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat yaitu sekarang ini jarang kesenian teater dimunculkan dalam kegiatan pemerintahan padahal kesenian tersebut salah satu kesenian yang harus dipelihara oleh generasi muda Indonesia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved