Petani Mangga di Pasuruan Mengeluh Gagal Panen Tahun Ini

"Iya, gagal. Tahun ini petani tidak panen. Nggak tahu penyebabnya apa, cuaca mungkin," terang petani

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Satwika Rumeksa
zoom-inlihat foto Petani Mangga di Pasuruan Mengeluh Gagal Panen Tahun Ini
surya/rahadian bagus
Pemilik kebun sedang memanen mangga

SURYA Online, PASURUAN- Sejumlah petani mangga di Kecamatan Rembang mengeluhkan karena mengalami panen. Seperti yang dikeluhkan seorang petani, Mohammad Sofi warga Dusun Selotumpang RT 02 RW 07 Desa Oro-oro Ombokulon Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan.

"Iya, gagal. Tahun ini petani tidak panen. Nggak tahu penyebabnya apa, cuaca mungkin," terang petani mangga jenis Gadung Klone 21 Kamis (9/10/2014) siang.

Pemilik kebun mangga seluas 2 hektare ini menuturkan, bila hasil panen mangga  pada tahun ini mengalami penurun sangat drastis. Bila biasanya, dalam satu pohon bisa menghasilkan 200-300 kilogram mangga, pada tahun ini satu pohon mangga hanya menghasilkan 3 kilogram mangga.

"Satu pohon hasilnya satu persen saja," keluhnya.

Ia mengaku tidak mengetahui, kenapa pohon mangga miliknya tidak dapat berbunga dengan maksimal. Dikatakannya, bunga yang seharusnya akan menjadi buah itu tiba-tiba mengering dan rontok. Sofi mengatakan, padahal pohon mangga di kebunya juga tidak terkena penyakit. "Nggak ada penyakit, cuacanya juga biasa-biasa saja," ucapnya.

Akibat gagal panen tersebut, dirinya mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Dalam satu petak lahan yang ditanami 100 pohon bisa menghasilkan hingga 10 ton mangga. "Sekarang bisa dapat 1 ton saja sudah untung," kata Sofi.

Pada musim panen yang gagal seperti saat ini, kata Sofi, harga mangga di pasaran masih cukup tinggi. Saat ini, lanjutnya, harga satu kilogram mangga Gadung Klone 21 kualitas super dijual dengan harga Rp 22.000.

Tidak hanya dialami Sofi saja, gagal panen juga dialami sejumlah petani mangga lain di daerah Rembang. Fauzan, seorang petani mangga asal Rembang juga mengeluhkan hal yang sama. Buah mangga di kebun mangga miliknya banyak terserang kutu putih sehingga buahnya tidak dapat membesar.

"Mangga di kebun saya, tidak bisa berbuah maksimal tahun ini. Malahan, banyak kutu putihnya," terangnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Ikhwan mengatakan, ada beberapa faktor penyebab rontoknya bunga sebelum menjadi buah. Di antaranya, bisa disebabkan karena angin kencang.

Selain terkena angin kencang, kemungkinan disebabkan karena metode penanaman yang salah. Sebab, kata Ikhwan, ada sebagian petani mangga yang memaksakan agar pohon mangga miliknya dapat cepat berbuah dan lekas dapat dipanen dengan memberi zat perangsang.

Namun, kata Ikhwan, pemberian zat perangsang tidak diimbangi dengan ketersediaan unsur hara pada tanah yang sangat dibutuhkan pohon mangga, dengan cara pemberian pupuk organik.

"Ada memang beberapa petani ingin supaya pohon mangga mereka cepat berbuah, supaya masa panen lebih maju dan harganya tinggi. Tapi petani tidak memberikan unusr hara di bawah, dengan memberi pupuk organik," terangnya.

Ikhwan mengatakan, bisa juga penyebab rontoknya bunga mangga diakibatkan hama penyakit. Namun, untuk memastikan hal itu, pihaknya perlu melakukan kajian khusus. "Bisa juga karena hama penyakit, tapi perlu dikaji khusus. Kita akan koordinasi dengan ketua kelompok tani dan juga petugas hama penyakt. Nanti akan kita cek ke lab penyebabnya apa," terangnya.

Untuk diketahui, di beberapa kecamatan di Kabupaten Pasuruan menjadi sentra perkebunan mangga jenis Gadung Klune 21. Di antaranya, di Kecamatan Rembang, Sukorejo, Bangil, Kraton, dan Pohjentrek.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved