Prigen Antisipasi Kedatangan PSK Dolly

Kalau ditempatkan di akuarium-akuarium gampang nangkapnya. Tapi kalau di Tretes itu di rumah-rumah, jadi susah

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Wahjoe Harjanto
zoom-inlihat foto Prigen Antisipasi Kedatangan PSK Dolly
surya/rahadian bagus
LOKASI BARU - Vila-vila di sekitar Wisata Tretes Kelurahan Pesangrahan, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, dikenal sebagai lokasi prostitusi ilegal, Selasa (17/6/2014).

SURYA Online, PASURUAN - Penutupan Lokalisasi Dolly di Surabaya, 18 Juni 2014, mendapat respon dari warga kawasan wisata Tretes, Kelurahan/Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan karena khawatir akan terjadi eksodus besar-besaran Pekerja Seks Komersial (PSK).

Di kawasan wisata Tretes juga dipakai mangkal para pekerja PSK secara ilegal, ditunjang banyak tesedianya vila dan kamar-kamar yang berpotensi untuk dijadikan tempat mangkal para PSK dari Dolly.

Ketua RW 6 Kelurahan Prigen, Wanajin, mewakili warga setempat menolak migrasi para PSK dari Dolly karena tidak ingin daerah tempat tinggalnya dijadikan tempat lokalisasi ilegal.

"Kami menolak, jangan sampai PSK yang sekarang kerap mangkal di Tretes ini bertambah lagi. Kalau perlu dikurangi," kata Wanajin, Selasa (17/6/2014).

Pihaknya telah berkoordinasi dengan RT setempat untuk melakukan pendataan ulang terhadap tamu dan penguni sementara di kawasan Tretes. Hal itu dilakukan setelah warga di lingkungan wisata Tretes melakukan pertemuan bersama dalam sebuah forum yang menghasilkan beberapa solusi atau upaya untuk menangkal migrasi penghuni Dolly.

Pendataan yang dimaksud, yaitu pendataan jumlah PSK yang tinggal sementara, tempat-tempat panti pijat dan pendataan wisma. Upaya lain yakni dengan melakukan penertiban., yakni semua penduduk atau tamu harus memberikan keterangan resmi apabila akan menginap.

Apabila kesepakatan tersebut dilanggar maka warga akan melakukan penindakan berupa penutupan wisma atau mengusir warga yang menerima eks PSK Dolly.

"Kesepakatan itu sudah diketahui warga mulai dari warga RT 1 hingga RT 10 di lingkungan Tretes, terutama di titik-titik lokasi prostitusi di kawasan Pesanggrahan, Gang Sono, Watu Adem dan Pecalukan," kata Wanajin.

Sementara itu, Bupati Pasuruan, Irysad Yusuf mengatakan, sudah menyiapkan beberapa program untuk mengantisipasi migrasi para eks PSK Dolly.

"Kami sudah menyiapkan beberapa program, perencanaan dan antisipasi. Kami akan siapkan program-program pembinaan," kata Irsyad Yusuf.

Dia menyebutkan, sebagai langkah awal, Pemerintah telah melakukan razia dan penertiban di lokasi wisata Tretes, untuk mencegah masuknya para PSK.

"Kita sudah antisipasi tapi masa saya harus laporan. Penegakkan ketertiban umum itu tidak harus disampaikan secara umum. Kita sudah lakukan upaya-upaya, tidak mungkin saya diamkan permasalahan sosial kemasyarakatan," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Satpol-PP Anang Saiful Wijaya mengatakan, untuk mengatasi PSK ilegal yang biasa mangkal di kawasan wisata Tretes bukan persolan mudah. Termasuk antisipasi migrasi PSK dari Dolly.

"Masalah ini harus diatasi bersama-sama, tidak hanya Satpol-PP saja. Ada Disdukcapil, Dinkes, Dinsos, Kepolisian," terangnya.

Ia mengatakan, selama ini prostitusi yang berada di kawasan wisata Tretes adalah ilegal. Pihaknya telah melakukan upaya penertiban, namun tidak mudah. Hal itu, alasannya, kondisi di objek wisata Tretes berbeda dengan lokalisasi di Dolly Surabaya.

"Kalau ditempatkan di akuarium-akuarium gampang nangkapnya. Tapi kalau di Tretes itu di rumah-rumah, jadi susah. Harus dipancing dulu dengan uang, baru kita bisa tahu apakah dia PSK atau bukan," tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved