Pulau Karang Jamuang Milik Bangkalan
Awalnya, tiap malam sering muncul sosok noni-noni cantik Belanda keluar dari bangunan-bangunan tua
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Satwika Rumeksa
SURYA Online, BANGKALAN - Pemkab Bangkalan mempertegas bahwa Pulau Karang Jamuang termasuk dalam wilayah Kabupaten Bangkalan. Hal itu dilakukan dengan mengunjungi lokasi dan menancapkan papan nama bertuliskan 'Pulau Karang Jamuang Masuk Wilayah Bangkalan' di depan geladak pintu masuk pulau, Minggu (13/4/2014).
Kunjungan Bupati Moh Makmun Ibnu Fuad (Momon) ke pulau sejauh 30 mil dari pesisir Desa Ujung Piring Kecamatan Kota itu merupakan kunjungan perdana para petinggi Bangkalan sejak Karang Jamuang mulai dikelola PT Pelindo III di tahun 1970.
Melalui anak perusahaannya, PT Melindo Marine Service (PMS), PT Pelindo III mulai mengirimkan pekerjanya enam tahun kemudian untuk menjadikan Karang Jamuang sebagai pusat pandu kapal sebelum memasuki perairan Tanjung Perak. Sebelumnya, pulau tak berpenghuni itu dijadikan benteng pertahanan Surabaya oleh pasukan maritim Belanda.
Bambang Sardono (63), menjadi petugas kebersihan pertama yang dikirm PT PMS di tahun 1976. Saat pertama pria kelahiran Jogyakarta itu tiba, Pulau Karang Jamuang masih dipenuhi pohon-pohon besar nan lebat. Ia mengaku tidak mengetahui, siapa pemilik pulau tersebut.
"Kesannya angker. Awalnya, tiap malam sering muncul sosok noni-noni cantik Belanda keluar dari bangunan-bangunan tua. Terpenting saat itu, saya bisa bekerja dan tidak tahu pulau ini masuk kawasan mana," tutur Bambang di kamar pribadinya berukuran 3 x 4 meter itu kepada Surya.
Selama 38 tahun 'mengabdi' di pulau seluas kurang lebih 4 hektare itu, Bambang mulai tahu siapa pemilik Pulau Karang Jamuang. Selain informasi dari para nelayan, keberadaan jalan kembar penghubung ke Desa Ujung Piring Bangkalan meyakinkan dirinya bahwa pulau itu masuk wilayah Kabupaten Bangkalan.
Jalan kembar itu, dijelaskan Bambang, terbuat dari tumpukan lempengan batu yang tertata rapi dengan pondasi setinggi kurang lebih tiga meter sepanjang 25 km menuju Desa Ujung Piring. "Kondisinya sudah rusak. Ketika air laut surut, bekas jalan itu akan tampak jelas. Di peta pelayaran juga ada. Jadi kalau Gresik mengklaim (Pulang Karang Jamuang), itu tidak benar. Wong tidak ada jalan ke sana (Gresik)" jelasnya.
Pantauan Surya di lokasi, terdapat lima bangunan yang terdiri dari asrama pandu dengan 30 kamar, satu ruang PMS Maintenaince, ruang navigasi, ruang genset, dan station pandu. Di barat daya, terdapat mencusuar setinggi kurang lebih 50 meter. Di sebelahnya, ada bangunan setinggi 10 meter dilengkapi dengan teropong guna memantau kapal.
Kebutuhan listrik didapatkan dari generator yang berada di ruangan paling depan sebelum masuk ke ruang staion pandu. "Untuk kebutuhan makan dikirim dari Surabaya. Kami hanya berempat. Dua petugas kebersihan dan dua orang sebagai juru masak. Setiap 10 hari saya pulang ke Tandes dan kembali setelah libur dua hari," tutur suami dari Nur Aini itu mengakhiri.
Selain adanya jalan kembar, bukti bahwa pulau Karang Jamuang merupakan wilayah Kabupaten Bangkalan diperkuat dengan pembayaran pajak yang dilakukan oleh PT PMS ke Kabupaten Bangkalan. "Selama ini membayar pajak-pajaknya ke kami. Berarti kan jelas Karang Jamuang ini milik kami," tegas Bupati Momon.
Untuk itu, lanjutnya, Pemkab Bangkalan telah menyusun program untuk memberdayakan pulau Karang Jamuang sebagai lokasi wisata dengan menyediakan kapal dan mendirikan dermaga. "Itu program jangka panjang. Dalam waktu dekat ini yang akan kami lakukan sebatas penghijauan terlebih dahulu," jelasnya usai menancapkan papan nama.
Dalam kunjungan itu, Bupati Momon didampingi Kepala Dinas Pemuda Olah Raga Budaya dan Pariwisata Moh Gufron, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Budi Oetomo, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Abd Hamed, dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Bambang Setyawan. Rombongan itu menggunakan dua perahu motor, tug boat milik PT Adiluhung dan satu perahu motor jenis fiber boat milik Pemkab Bangkalan.
Dalam merealisasikan program jangka pendek berupa penghijauan, Budi Oetomo melakukan kajian dengan mengecek jenis tanah. Hal itu dilakukan untuk mengetahui tanaman apa yang cocok ditanam di Karang Jamuang. "Pohon lamtorogung, pohon api-api, sengon, mangrove, dan pohon srikaya bisa tumbuh di sini," singkatnya.