Flexi Jadi Kartu AS CDMA
Secara teknologi sebenarnya CDMA lebih bagus. Tetapi pasar ternyata lebih berminat pada GSM.
Penulis: Eben Haezer Panca | Editor: Adi Agus Santoso

SURYA Online, SURABAYA – Telkom Flexi, layanan telekomunikasi berbasis CDMA (Code Division Multiple Access) yang dikelola PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom, tak lama lagi akan dilikuidasi dan dikelola anak usaha PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel, mengingat bisnis tersebut tidak memberikan keuntungan.
Adya Rahadi, Senior Manager Customer Care DCS II Timur Telkom menyebutkan hal tersebut saat berkunjung ke redaksi Surya Online, Selasa (7/1/2014).
Diakuinya, layanan telekomunikasi berbasis CDMA di Indonesia kurang bisa bersaing dengan GSM. Hal tersebut tak hanya terjadi pada Telkom yang memiliki Telkom Flexi, tetapi juga dialami operator telekomunikasi lainnya.
Dengan menggabungkan kepada Telkomsel, layanan tersebut nantinya akan diintegrasikan dengan layanan Kartu As Telkomsel dan diganti namanya menjadi Kartu As CDMA. Para pelanggan Telkom Flexi bisa meminta perubahan nomor di layanan-layanan GraPARI milik Telkomsel, maupun di Plasa Telkom milik Telkom.
"Secara teknologi sebenarnya CDMA lebih bagus. Tetapi pasar ternyata lebih berminat pada GSM. Handset CDMA di pasaran juga tidak banyak lagi,” ujar Adya.
Dijelaskan Adya, saat ini jumlah pelanggan atau pengguna layanan Telkom Flexi di Jawa Timur mencapai sekitar 1 juta nomor. Para pelanggan tersebut secara bertahap akan didorong untuk beralih ke layanan Telkomsel melalui Kartu As CDMA.
Meskipun memiliki label CDMA di belakangnya, namun Kartu As CDMA akan menggunakan jaringan GSM. Walau demikian, pelanggannya akan memperoleh keunggulan berupa tarif telekomunikasi yang terjangkau, semurah layanan CDMA.
“Untuk jaringan CDMA yang dikelola Telkom Flexi, akan diambil oleh Telkomsel. Selama ini banyak operator yang telah tertarik untuk mengakuisisi Flexi. Kalau operator lain saja tertarik, maka harusnya Telkomsel saja yang mengelola,” imbuhnya.
Sejak awal tahun 2013, seperti pernah dikutip dari Kontan, Telkom memang tak lagi melakukan investasi untuk mengembangkan Telkom Flexi karena menganggapnya tak memberi kontribusi positif. Bahkan setiap tahun, pertumbuhannya menyusut hingga kisaran 15 persen.