Kiat Guru Sukwan SMP Ponorogo
Pagi Jualan Pulsa Keliling, Siang Mengajar
Sosok Nur Aini (42) warga Desa Bangunrejo, Kabupaten Ponorogo yang bersemangat dan tidak kenal gengsi patut diacungi jempol.
Penulis: Sudarmawan | Editor: Heru Pramono

Nur tak pernah mengeluhkan keluh kesahnya sebagai Sukwan. Lelaki ini justru membuat terobosan, setiap pagi berjualan pulsa dan mainan anak keliling, siang sampai sore hari mengajar di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Ponorogo. Usaha jualan pulsa dan mainan anak keliling itu, mampu menghidupi kebutuhan hidup keluarganya sejak mengajar mulai Tahun 1997 silam.
Meski berstatus Sukwan, figur yang patut menjadi tauladan bagi pemuda di sekitarnya.
Hampir setiap hari, Nur Aini harus bangun pagi dan langsung menata gerobak di sepeda motornya untuk keliling dari kampung ke kampung. Setiap hari Nur harus menempuh paling sedikit 22 kilometer, keluar masuk kampung satu ke kampung lainya untuk menjual pulsa dan mainan anak keliling.
Dalam gerobak berukuran 1 meter x 1 meter itu, bapak dua anak ini membawa beberapa aksesoris HP, baterei HP, serta beberapa mainan anak-anak sebagai tambahan. Dengan membawa dagangan jualan mainan anak-anak, Nur bisa singgah di depan SD satu ke SD lainnya.
Pekerjaan menjajakan pulsa keliling ini ternyata sudah ditekuni sejak tahun 1997 lalu. Menurutnya, yang melatar belakangi alumnus IKIP Negeri Malang Tahun 1982 ini, karena semakin banyaknya HP di kalangana masyarakat. Apalagi, sekarang hampir setiap orang pegang HP. Selain itu, untuk memudahkan para pemegang HP untuk membeli pulsa tanpa harus berjalan jauh saat dia melintas membawa gerobaknya.
Yang jelas usaha itu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Nur yang juga mengajar di salah satu SMP Negeri di wilayah Kota Ponorogo ini statusnya masih guru sukwan.
"Saya jualan pulsa keliling ini sudah sejak tahun 199 lalu. Untuk memudahkan orang mengenal gerobak yang saya bonceng mondar-mandir itu, saya tulisi Konter Keliling. Untuk menambah pendapatan saya harus membawa mainan anak-anak selain aksesoris HP," ujar guru PPKN di salah satu SMP Negeri itu.
Nur Aini yang dikenal dengan nama Nur Cell itu, sudah banyak dikenal pelanggannya mulai di wilayah Desa Carangrejo, Desa Tulung, dan Desa/Kecamatan Sampung. Bahkan sudah merambah Desa/Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Sejumlah desa itu menjadi rute perjalanan rutin Nur mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.
"Untuk wilayah Kecamatan Sampung, Sukorejo serta Kecamatan parang, Magetan sudah banyak yang kenal saya.
Pokonya, pagi sampai siang saya jualan. Siang sampai sore harus mengajar mata pelajaran PPKN di salah satu SMP N ternama di Kota Ponorogo,” ungkapnya sambil mewanti-wanti tempatnya mengajar untuk tidak disebutkan.
Yang patut diacung jempol dan dijadikan teladan bagi para guru yang masih berstatus sukwan adalah rasa semangat yang tinggi tanpa kenal malu dan gengsi.
"Untuk apa malu dan gengsi. Pekerjaan berdagang itu pekerjaan mulia kata Rosul. Pekerjaan saya ini tidak menggangu pekerjaan saya sebagai pengajar. Saya menjadi guru masih sukwan. Berdagang ini untuk mencari tambahan untuk keluarga.
Dari jualan pulsa dan mainan anak-anak ini bisa mengumpulkan uang minimal Rp 150.000 setiap hari. Kalau hanya mengandalkan gaji mengajar sebagai guru sukwan kasihan keluarga saya. Maaf untuk besarnya gaji saya mengajar PPKN di SMP Negeri off the record saja,” pintahnya.
"Tidak apa semua nasib itu di tangan Tuhan, kami hanya menjalaninya," pungkas guru SMP ini.