Dikukus Tiga Jam Dibungkus Daun Pisang

Bebek Songkem Kukus Khas Pak Salim

Bumbu bebek songkem kukus khas Pak Salim itu merasuk hingga terasa di setiap suwiran daging.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Heru Pramono
zoom-inlihat foto Bebek Songkem Kukus Khas Pak Salim
surya/ahmad faisol
Bebek songkem kukus Pak Salim

Bebek dipotong dan dibersihkan. Bagian dada dibelah agar kepala dan leher bebek bisa ditekuk hingga ke belakang. Dengan posisi sungkem itu, setiap ekor bebek yang sudah diolesi bumbu akan dibungkus daun pisang lalu diikat dengan tali yang terbuat dari bambu.

Tidak berhenti di situ, di dasar kotak seng yang menjadi alat pengukus, tertata potongan-potongan batang daun pisang sebagai alas. ”Kandungan minyak yang ada di kulit dan daging bebek akan luruh dengan sendirinya sehingga bebek songkem kukus rendah kolesterol,” terang Bambang.

Untuk mendapatkan daging bebek empuk, pengukusan dilakukan selama tiga jam. Hal itu juga bertujuan agar bumbu benar-benar menyatu dengan daging hingga menembus tulang. ”Untuk pesanan satu ekor bebek songkem kukus, disajikan lengkap dengan bungkus daun pisang. Hidung penikmat akan dimanjakan dengan aroma daun pisang,” jelasnya.
        
Tak Lebih 10 Menit Dari Suramadu
Semakin dekatnya jarak tempuh Surabaya–Bangkalan pasca beroperasinya Jembatan Suramadu, direspons positif oleh warga di Madura khususnya Kabupaten Bangkalan. Puluhan rumah makan dengan aneka olahan makanan, memancing warga dari berbagai kota singgah di Bangkalan.
Hanya dibutuhkan waktu tidak lebih dari 10 menit untuk sampai di RM Maduresse.

Selepas tol Jembatan Suramadu, Anda akan menempuh jarak sekitar 17 km menuju Jalan Ketengan, lokasi RM Maduresse.
”Di jam istirahat, para karyawan di Surabaya menyempatkan diri ke Bangkalan untuk makan siang. Setelah itu mereka langsung bertolak ke Surabaya. Sungguh sebuah keuntungan karena Suramadu,” jelas Bambang.

Keputusan memilih Jalan Ketengan, lanjutnya, tak lepas dari suasana pedesaan kendati berada di pinggir jalur padat. Kebisingan yang ditimbulkan dari lalu-lalang kendaraan seolah terlewatkan suasana pedesaan yang alami.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved