Jasa Kiai Ibrahim
Penulis: Cak Sur |
[caption id="attachment_156349" align="alignleft" width="300" caption="APARTEMEN - Apartemen dan gedung bertingkat kini mulai banyak dijumpai di Kampung Siwalan Kerto, pertanda pertumbuhan ekonomi di kawasan itu. Foto: surya/ahmad zaimul haq"]
[/caption]
Siwalan dikenal sebagai nama lain dari pohon ental. Daunnya disebut lontar. Sedangkan Kerto berasal dari kerta yang artinya berkumpul. Keduanya kemudian digabung menjadi kampung Siwalankerto.
Tokoh yang Babat alas Kampung Siwalankerto adalah Kiai Muhamad Ibrahim. Menurut Abdul Muntalib (54), takmir masjid Al Hidayah yang berada di Kampung Siwalankerto Utara, Kiai Ibrahim adalah orang dari Pakah, Gresik.
”Begitu datang di kampung ini yang dulunya adalah kebun siwalan dan sawah, Kiai Ibrahim membangun langgar. Kemudian di langgar kecil itulah dia kedatangan banyak murid dari berbagai daerah,” jelas Muntolib yang mendapatkan kisah Kiai Ibrahim itu dari almarhum ibu dan pamannya, Shoqip.
Di antara murid-muridnya berasal dari Waru, Keputih, Ngelom, dan Sepanjang.
Murid-muridnya itu kemudian datang bersama sanak keluarganya dan memutuskan untuk tinggal di kampung tersebut. Menurut cerita dari pamannya, kedatangan Kiai Ibrahim itu pada masa pemerintahan Belanda di Kota Surabaya, tahun 1930.
Konon, Ibrahim dikenal sebagai ulama yang memiliki ilmu gaib dan kharismatik.
“Yang paling terkenal dari beliau adalah sifat sabarnya yang sangat tinggi,” lanjut Muntolib.
Di antaranya kemampuannya dalam memimpin salat (menjadi imam) di empat daerah berbeda sepanjang hari. Kemudian sabar saat menghadapi warga atau muridnya yang memberi bantahan terhadap agama Islam yang diajarkan.
Kiai Ibrahim tinggal di kampung itu bersama adiknya, Kiai Harun. Keduanya berbagi tugas menyebarkan Agama Islam dengan melakukan pendekatan secara kekeluargaan.
Salah satu caranya dengan menikahkan anak-anak mereka dengan warga setempat. Kemudian berkembang hingga menjadi perkampungan warga.
Kini nama Kiai Ibrahim di kampung Siwalankerto diabadikan menjadi nama lembaga pendidikan TK dan SD Kiai Ibrahim yang berada tepat di samping masjid Al Hidayah.
Sementara untuk makamnya, menjadi makam tetenger kampung di kompleks makam Islam Siwalankerto yang berada di Jl A Yani Surabaya.
Bagi warga Siwalankerto, mereka setiap ba'da Mulud, menggelar haul bagi Kiai Ibrahim dengan menggelar tahlil di masjid Al Hidayah. Tak hanya itu, secara persona, warga ada yang menggelar slametan di depan makam Kiai Ibrahim dengan membawa nasi berkat atau tumpeng. Setelah berdoa di makam, nasi itu mereka nikmati bersama-sama dengan penjaga makam maupun warga sekitar makam.
Kini kondisi kampung Siwalankerto telah mengalami perkembangan yang pesat. Hal itu terjadi mulai tahun 1970-an.
Selain warga kampung sendiri, perkembangan kampung juga diikuti pertumbuhan perumahan dan pembangunan lembaga pendidikan. Salah satunya yang paling dikenal adalah kampus Universitas Kristen (UK) Petra.
Tak hanya kampung UK Petra, lembaga pendidikan lain, seperti SMK N 9 dan SMK N 10, serta kompleks sekolah Petra juga masuk dalam wilayah kampung ini.
Hal itu terjadi setelah lahan kampung yang sebelumnya adalah sawah dan saluran irigasi berubah menjadi permukiman penduduk, terutama di kawasan yang kini bernama Jemur Andayani, yang masuk dalam wilayah kampung Siwalankerto.
Perkembangan kampung Siwalankerto saat ini semakin meningkat dengan mulai berdirinya apartemen-apartemen mewah sekaligus rumah susun (rusun) untuk golongan menengah ke atas.
"Kalau yang apartemen, sudah pasti sasarannya adalah mahasiswa-mahasiswi Petra yang kini jumlahnya ribuan orang," jelas Budiman (65), tokoh lain dari kampung Siwalankerto.
Sebelum bangunan apartemen dan rusun, sebelumnya kampung itu juga dipenuhi dengan rumah kos-kosan.
Karena termasuk sebagai kampus elite, rumah kos-kosan yang ada di sekitar kampus adalah kos-kosan elite juga.
Tak hanya lembaga pendidikan, kawasan ini juga dipenuhi kantor-kantor instansi pemerintah. Seperti kampus pendidikan Dinas Perhubungan Jawa Timur, Bank BRI, dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jawa Timur.
DATA WILAYAH

- Lusa wilayah: 197,48 Ha
- Jumlah penduduk: 16.501 jiwa, laki-laki : 8.317, perempuan :8.184.
- RT/RW: 38/6
- POTENSI WILAYAH: Perkampungan, perumahan, instansi, pendidikan, dan fasilitas umum.
Rekomendasi untuk Anda