Lapor Satpam, Taruh KTP, Lantas Merampok

Surabaya-Surya - Perumahan Mewah Berpenjagaan Ketat Kebobolan . Tinggal di kompleks perumahan mewah yang memiliki satu pintu gerbang masuk dengan penjagaan cukup ketat, kini tidak lagi menjamin terbebas dari tindak kejahatan. Hal ini terbukti dengan kejadian perampokan yang dialami Natasa, 21, dan pembantunya, Alfiana, 31, di perumahan Vila Bukit Indah Blok AA5/12, Kompleks Pakuwon Indah, Wiyung, Surabaya, Kamis (2/7) sekitar pukul 11.00 WIB. Padahal, untuk masuk ke dalam Vila Bukit Indah, pengunjung atau tamu tidak bisa leluasa. Vila Bukit Indah merupakan klaster atau kawasan hunian di dalam Kompleks Pakuwon Indah yang lebih luas. Karena itu, sebelum masuk ke Vila Bukit Indah, orang harus melewati dulu satu gerbang utama Kompleks Pakuwon Indah. Ada pos penjagaan berlapis, yakni di gerbang utama Pakuwon Indah dan gerbang masuk klaster Vila Bukit Indah. Pada masing-masing gerbang itu hanya tersedia satu pintu. Malahan, pada gerbang klaster, pintunya dengan sistem buka dan tutup. Tak hanya itu, khusus tamu bukan penghuni perumahan, mereka diwajibkan meninggalkan kartu identitas (KTP atau SIM) di pos yang selalu dijaga oleh dua orang satpam. Akibat perampokan yang lolos dari pengawasan satpam tersebut, Natasa kehilangan tiga unit laptop dan satu unit ponsel dengan kerugian total sekitar Rp 56 juta. Menurut informasi yang berhasil dihimpun dari Alfiana dan Natasa di sela pemeriksaan di Mapolsekta Wiyung, pelaku diduga tiga orang. “Mereka naik mobil Kijang Innova warna putih dan berhenti di depan pagar rumah. Kemudian menekan bel dan saya keluar,” kata Alfiana. Kepada Alfiana, salah seorang pelaku yang bertubuh agak gemuk, bertanya apakah Aris Wijaya (majikan Alfiana yang juga ayah Natasa) ada di rumah. Alfiana menjawab tidak ada. ”Orang yang berbadan kurus ganti bertanya `kapan bapak pulang`. Saya kembali jawab tidak tahu,” ujar Alfiana didampingi Natasa. Kemudian para pelaku berpura-pura menghubungi Aris melalui ponselnya. Alfiana meninggalkan mereka tanpa membukakan pagar. Tak lama kemudian, para pelaku kembali memecet bel dan memanggil Alfiana dan mengatakan kalau majikannya menyuruh mereka menunggu. Mereka juga mengaku kepanasan dan minta minum. Alfiana akhirnya membukakan pintu pagar, dan langsung berbalik menuju dapur untuk mengambilkan minum. Tapi ternyata para pelaku membuntutinya hingga ke dapur. Begitu sampai dapur, pelaku langsung mengambil pisau dapur yang ada di meja dan membekap mulut Alfiana agar tidak teriak. Selanjutnya pelaku yang bertubuh tegap, menarik tangan Alfiana dan mengikatnya ke belakang menggunakan kain serbet. Tak hanya itu, pelaku juga menyumpal mulut Alfiana dengan kain dan menguncinya di dalam kamar. Setelah berhasil melumpuhkan Alfiana, ketiga pelaku langsung naik ke lantai 2 rumah dan mengacak-acak isi dua kamar, mencari barang berharga. Tapi pelaku hanya berhasil menemukan dua laptop. Selanjutnya pelaku mencari barang berharga di lantai 1. Natasa yang sedang asyik menonton televisi di salah satu kamar di lantai 1, mengaku sempat mendengar ada suara gaduh di lantai 2. “Tapi saya tidak curiga apa-apa. Saya kira itu tikus,” kata Natasa. Karena suara gaduh terdengar beberapa kali, Natasa kemudian mematikan televisinya. Saat dia akan beranjak, salah satu pelaku kebetulan membuka pintu kamarnya. Begitu melihat ada Natasa, pelaku langsung menutup pintu dan menguncinya dari luar kamar. Di lantai 1, pelaku menemukan laptop yang diletakkan di ruang tamu dan sebuah ponsel milik Alfiana. ”Saya sempat tertegun. Begitu sadar, saya langsung ketok-ketok pintunya dan berteriak memanggil Alfiana. Tapi karena tidak ada jawaban, saya menghubungi saudara sepupu saya yang tinggal di perumahan Imperial Golf Regency (IGR), tak jauh dari Pakuwon Indah,” ungkapnya. Begitu selesai dihubungi, sepupu Natasa langsung mengontak satpam perumahan Vila Bukit Indah. Sekitar pukul 12.10 WIB, sepupu Natasa bersama sopir dan satpam perumahan Vila Bukit Indah, menuju ke rumah Natasa. Sesampainya di rumah Natasa, pintu pagar dan pintu garasi terbuka. Natasa sendiri berteriak-teriak minta tolong melalui jendela kamar. Untungnya pintu rumah tidak dikunci pelaku, sehingga mereka bisa membebaskan Natasa dan Alfiana di masing-masing kamarnya. Selanjutnya mereka menuju ke Mapolsekta Wiyung untuk melaporkan kejadian tersebut. Natasa mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 65 juta. Jajaran Polresta Surabaya Selatan segera tiba di tempat kejadian, termasuk Kapolresta Surabaya Selatan, AKBP Lakoni Wira Negara. Ketika dimintai keterangannya, Lakoni membenarkan kejadian itu dan pihaknya segera melakukan penyelidikan, termasuk memeriksa beberapa saksi. ”Dari keterangan saksi, pelaku diperkirakan tiga orang dan mereka datang mengendarai mobil jenis Kijang Innova warna putih dengan nomor polisi (nopol) W tapi saksi tidak tahu berapa nopol lengkapnya,” ungkapnya. Menurut satpam di Vila Bukit Indah, Edi S, kejadian tersebut mereka ketahui saat saudara Natasa dari perumahan IGR mendatangi pos penjagaan. ”Itu penuturan teman saya yang saat itu pas berjaga. Saat ini dia masih sedang diperiksa polisi,” ujarnya. Tentang keamanan perumahan, Edi mengaku pihaknya telah menerapkan aturan meninggalkan kartu identitas untuk tamu perumahan bukan penghuni saat masuk. Kartu identitas itu diambil saat tamu keluar perumahan. Hanya saja, ternyata kartu identitas itu sepertinya tidak selalu dicatat. ”Kadang ya dicatat, mungkin,” ujar Edi tanpa ketegasan. Toni Irawan, Operation Manager Pakuwon Indah Surabaya, mengaku terkejut dengan terjadinya perampokan di Vila Indah. “Kejadian ini dil uar dugaan kami. Sebab, ada 2-3 satpam yang selalu menjaga satu-satunya pintu gerbang kawasan perumahan selama 24 jam,” kata Toni melalui ponselnya, Kamis (2/7) malam. Meski demikian, menurut Toni, satpam telah mencatat kartu identitas dari pelaku perampokan yang sempat ditinggal di pos penjagaan. Sayangnya, Toni tidak dapat menyebutkan identitas pelaku yang tercatat itu. “Maaf, semua telah dibawa petugas kepolisian untuk pemeriksaan,” kilah Toni. Untuk menghindari terulangnya kejadian serupa, ungkap Toni, Pakuwon akan meningkatkan sistem pengamanan kawasan. Disamping itu, dimungkinkan untuk memasang tambahan peralatan keamanan. “Bagi penghuni Pakuwon Indah, rasa aman merupakan jaminan yang kita berusaha berikan sebaik-baiknya,” ucap Toni.rie/aru
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved