Banjir Bandang Jember Terjang 4 Kecamatan

Penulis: Yuli |
JEMBER | SURYA Online - Banjir terus menerjang Kabupaten Jember. Setelah air terjun Antrokan di Kelurahan Slawu, Kecamatan Patrang menyeret 11 remaja, giliran empat kecamatan yang dilewati aliran sungai Mayang diterjang banjir. Empat kecamatan itu yakni Kecamatan Silo, Mayang, Jenggawah dan Tempurejo. Akibatnya, puluhan rumah rusak dan ratusan rumah terendam. Tak ayal ratusan rumah dari kawasan hulu hingga hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) Mayang terendam banjir. Dari informasi yang dihimpun SURYA, banjir pertama kali melanda Dusun Curahwungkal, Desa Pace, Kecamatan Silo sekitar pukul 20.00 WIB, Jumat (9/1). Banjir datang setelah hujan deras mengguyur kawasan itu sejak sore hari. Sekitar pukul 21.30 WIB, bukan hanya air yang menerjang, lumpur juga turut serta. Derasnya debit air membuat, 15 rumah di dusun tersebut rusak berat dan sedang. Pasalnya rumah-rumah itu berada di pinggiran sungai. Selain rumah itu, lumpur juga menutup jalan desa yang menghubungkan Desa Pace dan Mulyorejo. Akibatnya jalan sepanjang 1 kilometer tertutup lumpur setinggi 50 centimeter. Sabtu (10/1) pagi, warga dibantu aparat TNI dan Polri membersihkan lumpur. Lumpur itu berasal dari kawasan hutan di dekat kebun PTPN XII Baban Silosanen. Hutan lindung di kawasan tersebut gundul dan hanya ditanami jagung. Banjir lumpur juga menerjang lima rumah di Dusun Pasar Alas Desa Garahan Kecamatan Silo. Bahkan lumpur setinggi dua meter mengelilingi rumah milik Wahid, 45 warga setempat. Menurut istri Wahid, Siyah, banjir lumpur masuk ke rumahnya sekitar pukul 22.00 WIB. "Tiba-tiba banjir lumpur datang, kami sekeluarga langsung melarikan diri," ujar Siyah. Untunglah 9 orang penghuni rumah itu selamat, meski Siyah harus mengalami luka memar di bawah mata kirinya karena terantuk sesuatu ketika lari menyelamatkan diri. Banjir longsor di sekitar rumah Siyah terjadi akibat hutan di belakang rumah Siyah gundul. Nampak bukit bekas longsor di belakang rumah Siyah. Aliran sungai Mayang, berlanjut ke Kecamatan Mayang yang bersebelahan dengan Kecamatan Silo. Kecamatan Silo merupakan kawasan hulu sungai Mayang atau yang biasa disebut dengan sungai Gile (gila,red) itu. Di Kecamatan Mayang, dua desa yang diterjang yakni desa Tegalrejo dan Desa seputih. Imam Marzuki, Kepala Dusun Tegalrejo mengaku ada sekitar empat rumah yang rusak berat. Rumah-rumah itu berada di pinggiran sungai Mayang. "Rumah saya juga hancur, air besar datang dan menggondol separuh tembok rumah saya. Perabot banyak yang hilang," kata Imam. Sedangkan di Desa Seputih, puluhan rumah terendam air dan lumpur. Banjir rupanya terus berlanjut ke Kecamatan Tempurejo. Sungai Mayang yang melintasi Desa Tempurejo meluap dan menggenangi sekitar 200 rumah di Dusun Krajan dan Sruni desa tersebut. Sabtu (10/1) pagi, warga desa itu harus mengeluarkan perabot rumah mereka yang terendam lumpur. Ibu-ibu juga nampak mencuci pakaian yang bercampur lumpur. Beberapa warga nampak menyedot air yang berada di rumahnya. Jika banjir di Kecamatan Silo dan Mayang terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Banjir di Tempurejo terjadi sekitar pukul 23.00 WIB. Desa Jati Mulyo dan Cangkring Kecamatan Jenggawah yang berselahan dengan Desa Tempurejo juga terkena dampak banjir. Air juga menggenangi ratusan rumah di dua desa tersebut. Kawasan paling hilir yang kena banjir yakni Dusun Curahlele Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo. Bukan rahasia lagi, jika sungai Mayang meluap maka desa itu menjadi daerah genangan air. "Tetapi sekarang masih Curahlele, Dusun Kraton yang biasanya langganan banjir maish aman. Semoga hujan deras berhenti sehingga tidak banjir," ujar Sekretaris Desa Wonoasri, Kateno. Sekretaris Satuan Pelaksan Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Pemkab Jember, Sujak Hidayat mengatakan pihaknya masih mencari penyebab banjir yang terjadi mulai dari hulu ke hilir tersebut. "Teman-teman dari pengairan masih menganalisa, yang pasti memang ada di kawasan aliran sungai," ujar Sujak. Untuk mengantisipasi banjir lebih lanjut, seluruh petugas mulai dari tingkat desa hingga kabupaten siaga. Petugas dari pihak desa, kecamatan, PMI, tim SAR dan juga Satlak PBP Kabupaten terus memantau lokasi yang rawan banjir. "Untuk warga yang rumahnya rusak nanti akan kita bantu. Kita akan input data dan hitung berapa jumlah kerusakan. Bantuan makanan juga mulai kita distribusikan," lanjut Sujak. sri wahyunik
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved