TRAGEDI Berdarah Polisi Tembak Polisi di Depok karena Masalah Sepele, Korban Ditembus 7 Peluru

Sebuah tragedi berdarah polisi tembak polisi menimpa instituti Polri. Polisi tembak polisi terjadi di Depok.

Editor: Iksan Fauzi
Intisari
Ilustrasi 

Tragedi berdarah Polisi tembak polisi di Depok

Sosok pelaku dikenal tak punya catatan buruk

Dia menembak rekannya di Polri diduga tersulut emosi

SURYA.co.id | JAKARTA - Sebuah tragedi berdarah polisi tembak polisi menimpa instituti Polri. Polisi tembak polisi terjadi di Depok.

Brigadir Rangga Tianto yang menembak rekan seprofesinya, Bripka Rahmat Efendy merupakan staf Polair Korpolairud Baharkam Polri.

Direktur Polair Baharkam Polri Brigjen Lotharia Latif menilai Rangga sebagai sosok yang bertanggung jawab dan disiplin dalam menjalankan tugasnya.

Kata Latif, Rangga belum pernah memiliki catatan buruk selama bertugas.

Ia juga diketahui tak pernah memiliki masalah dalam keluarganya.

"(Brigadir Rangga) bertugas di Polair sudah cukup lama. Sejauh ini, yang bersangkutan bertugas seperti biasa, wajar, tidak ada catatan buruk baik itu etika, kedisiplinan, maupun pidana," ujar Latif saat dikonfirmasi Kompas.com (jaringan SURYA.co.id), Jumat (26/7/2019).

Latif mengaku menyesalkan perbuatan Rangga yang menembak rekannya karena terpancing emosi.

Ia menyerahkan proses hukum Rangga kepada profesi dan pengamanan ( Propam) Polri.

"Kita menyesalkan dan sungguh tidak menduga ada kejadian sepert ini. Kita serahkan sepenuhnya kepada penyidik proses pemeriksaannya," ungkap Latif.

Seperti diketahui, peristiwa penembakan terjadi di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/7/2019) pukul 20.50.

Anggota polisi, Bripka Rahmat Efendy, tewas ditembak rekannya sesama anggota polisi, Brigadir Rangga Tianto.

Peristiwa penembakan itu diduga disebabkan oleh Brigadir Rangga yang terpancing emosi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved