Kilas Balik
Awal Mula Loreng 'Darah Mengalir' Jadi Seragam Khas Kopassus, Sempat Pakai Seragam untuk Marinir AS
Awal mula penggunaan seragam loreng 'darah mengalir' di kopassus memang memiliki cerita yang cukup panjang
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Awal mula penggunaan seragam loreng 'darah mengalir' di kopassus memang memiliki cerita yang cukup panjang.
Tak hanya itu, seragam loreng 'darah mengalir' yang jadi ciri khas Kopassus inipun memiliki makna yang cukup mendalam.
Dilansir dari buku berjudul 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto, perubahan seragam loreng 'darah mengalir' menjadi pakaian dinas lapangan (PDL) Kopassus terjadi saat Kolonel Moeng Pahardimulyo menjadi Danjen Kopassus, pada 1958-1964.
Dalam sejarah Kopassus, seragam loreng darah mengalir pernah melegenda saat Kopassus yang waktu itu masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) melakukan operasi pembersihan pemberontakan DI/TII.
Awalnya, pasukan Komando menggunakan seragam loreng dengan corak khusus yang dikenal dengan sebutan seragam loreng ‘Macan Tutul.’
• 8 Fakta ASN Kemenag Bandung Tewas Dimutilasi, Korban Dipukul Palu Saat Berhubungan Badan
• Patroli Tim Jaguar Depok Tangkap Tuyul Jadi-Jadian, Usianya Masih 13 Tahun, Penampilannya Aneh
• Caleg NTB Dituduh Curang Karena Edit Foto Lebih Cantik dari Aslinya, Warga: Menarik ya Saya Coblos
• Potret Terbaru Puput Nastiti Seusai Pernikahan dengan Ahok BTP Terungkap, Lakukan ini di Gereja

Aslinya, pakaian loreng tersebut adalah buatan Amerika yang diproduksi pada masa PD-II dalam jumlah sangat besar untuk digunakan pasukan marinirnya (U.S. Marines).
Seiring dengan berakhirnya PD-II, pakaian seragam ini diberikan sebagai bantuan kepada tentara Kerajaan Belanda, yang pada akhirnya diberikan kepada angkatan perang Indonesia kaitannya dengan kemerdekaan RI.
Pakaian inilah yang kemudian dibagikan sebagai seragam khusus prajurit-prajurit satuan Komando.
Pakaian loreng Macan Tutul ini cukup terkenal sebagai ciri khas prajurit prajurit Baret Merah kala itu, utamanya di kalangan masyarakat Jawa Barat,
Hal ini lantaran Kopassus sering melakukan berbagai operasi dalam rangka menumpas gerombolan DI/TII.
Beberapa tahun kemudian, dengan semakin berkurangnya persediaan pakaian loreng Macan Tutul yang sudah tidak diproduksi lagi di negara asalnya, kemudian dilakukan upaya untuk membuat sendiri pakaian seragam khusus bagi prajurit Baret Merah.
Komandan Menparkoad Kolonel Inf Moeng Parhadimoeljo menyetujui penggunaan pakaian seragam yang dirancang dengan corak khusus yang khas dan kemudian dikenal dengan nama loreng ‘Darah Mengalir.’
Pakaian loreng baru itu secara resmi diperkenalkan kepada publik untuk pertama kali pada acara parade dan defile pasukan di lapangan parkir Senayan dalam Hari Ulang Tahun Angkatan Bersenjata tanggal 5 Oktober 1964
Pada tahun 1985, dan seiring dengan diberlakukannya kebijakan reorganisasi satuan-satuan di TNI AD, dan salah satunya merubah Kopassandha menjadi Kopassus, penggunaan seragam khusus loreng Darah Mengalir bagi satuan inipun sempat dihapuskan.
• Istri Ini Saksikan Suami Perkosa Anak Kandung, Ibu Pelaku Langsung Pingsan. Ini Kronologi Lengkapnya
• Ruben Onsu dan Ivan Gunawan Sebut Bilqis Mirip Sang Ayah, Ayu Ting Ting Beri Reaksi Tak Terduga
• Waspadai Malware Agen Smith Bisa Nyamar Jadi Whatsapp (WA) & Serang Android, ini Cara Mengatasinya

Prajurit prajurit Baret Merah ini kemudian menggunakan seragam loreng dengan corak yang sama dengan satuan-satuan lainnya di jajaran TNI, yang digunakan hingga saat ini.