Kilas Balik

Langkah Tegas Soeharto Hadapi Krisis Keuangan Pertamina, Tak Jadi Beli Pesawat Kepresidenan

Presiden ke-2 RI, Soeharto pernah mengambil sejumlah langkah tegas saat Pertamina sedang mengalami krisis keuangan

Tribun Jambi
Presiden Soeharto 

SURYA.co.id - Presiden ke-2 RI, Soeharto pernah mengambil sejumlah langkah tegas saat Pertamina sedang mengalami krisis keuangan

Dilansir dari buku "Pak Harto The Untold Stories", terbitan Gramedia, Soeharto bahkan membatalkan pembelian pesawat kepresidenan

Langkah tegas Seoharto saat menghadapi krisis keungan di Pertamina ini diceritakan oleh mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), JB Sumarlin.

Perjalanan Hidup Kolonel Inf Alex Kawilarang Pendiri Kopassus, Kenyang dengan Pengalaman Tempur

Suasana Mencekam Seusai Soeharto Lengser, Wiranto Kerahkan Pasukan dan Barikade ke Rumah Cendana

Selain Jokowi, 4 Presiden RI ini Juga Punya Motor Kesayangan, Ada Vespa Soekarno & Moge Soeharto

Reaksi Soeharto saat Demonstran Anarki Ganggu Kunjungannya di Jerman, Sang Ajudan Ambil Tindakan
Reaksi Soeharto saat Demonstran Anarki Ganggu Kunjungannya di Jerman, Sang Ajudan Ambil Tindakan (Ist/Tribun Timur)

JB Sumarlin menceritakan peristiwa itu terjadi pada tahun 1975.

Saat itu, Pertamina sedang mengalami krisis keuangan.

Bahkan, krisis tersebut disebutnya bisa membangkrutkan negara.

Oleh karena itu, Soeharto pun menugaskan JB Sumarlin untuk menyelesaikan masalah itu.

JB Sumarlin pun segera melakukan pengumpulan dan penyelidikan data.

Seusai melakukan pengumpulan dan penyelidikan data, JB Sumarlin segera melaporkannya kepada Soeharto.

Menurut JB Sumarlin, saat menghadapi masalah itu, Soeharto terlihat tetap tenang dan tidak panik saat menentukan langkah-langkahnya

"Akhirnya beberapa beban utang Pertamina bisa dikurangi. Sejumlah proyek yang tidak utama, dihentikan. Sejumlah proyek prioritas dilanjutkan dengan biaya yang masuk akal," ungkap JB Sumarlin.

Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia mendarat perdana di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia mendarat perdana di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (10/4/2014). (antara)

Termasuk juga semua perjanjian yang tidak sempurna, mengganggu, dan membebani anggaran keuangan negara, dinegosiasikan ulang dan dibenahi.

"Hasilnya, nilai kontrak-kontrak perjanjian sipil dan utang dipegang, dari semula US$ 2,5 miliar bisa diperkecil jadi sekitar US$ 1 miliar. Kontrak sewa beli tanker samudera dan tanker dalam negeri yang semula membebani Pertamina US$ 3,3 miliar, dibatalkan dengan biaya US$ 260 juta," terang JB Sumarlin.

Tak hanya itu, JB Sumarlin juga menganggap Soeharto melakukan langkah tegas lainnya.

Satu di antaranya adalah pembatalan pembelian pesawat kepresidenan seharga US$ 16 juta.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved