Dicuci Otak, Terduga Pengebom Bunuh Diri di Pospam Kartasura Hilang 3 Bulan & Berperilaku Tak Wajar
Perilaku Rofik Asharudin (22), terduga pengebom bunuh diri di Pospam Kartasura, Sukoharjo, Solo berubah setelah mengenal seseorang.
SURYA.CO.ID I SUKOHARJO - Perilaku Rofik Asharudin (22), terduga pengebom bunuh diri di Pospam Kartasura, Sukoharjo, Solo berubah setelah mengenal seseorang.
Orang ini lah yang diduga telah mencuci otak Rofik Asharudin sehingga perilakunya berubah drastis.
Selain jarang bersosialisasi dengan masyarakat, Rofik Asharudin juga bersikap radikal.
Masil (19), teman sepermainan Rofik Asharudin yang tinggal di Dusun Kranggan Kulon, Desa Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo mulai menyadari perubahan pada diri Rofik, yang mulai gemar menyaksikan video dokumentasi perang maupun aksi radikal di Timur Tengah.
• Kesaksian Detik-detik Bom Bunuh Diri Meledak di Pos Polisi Kartasura, Tak Jauh dari Markas Kopassus
"Ia mulai senang melihat video perang Suriah, termasuk pemenggalan kepala menggunakan handphone," ungkap Masil, kepada TribunSolo.com, usai penggeledahan di rumah Rofik, Selasa (4/6/2019) dini hari.
Masil menduga, Rofik mendapat pencucian otak dari orang yang tak dikenal.
Apalagi, semenjak Rofik mulai enggan diajak untuk pergi ke masjid.
"Padahal dulu orangnya biasa saja, dengan teman-teman sekampung pun sering kumpul-kumpul, namun tiba-tiba sudah tidak mau ke masjid," ucapnya.
Masil juga mengungkap hobi Rofik sebelumnya, yakni bermain musik.
"Namun ia berhenti, katanya main musik itu haram," lanjutnya.
Sempat Menghilang Tiga Bulan
Pelaku bom bunuh diri, Rofik Asharudin (22) di Pos Pengamanam (Pospam) Kartasura diketahui pernah menghilang tiga bulan lamanya.
Hal ini terungkap dari rekan-rekan pelaku saat menyaksikan penggeledahan oleh Detasmen Khusus (Densus) Antiteror 88 di rumahnya di Dukuh Kranggan Kulon RT 1 RW 2, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (4/6/2019) dini hari.
"Pernah dikabarkan hilang 3 bulan pada tahun lalu," ungkap rekan sepermainan kala SMP, Wawan (20) sembari menyaksikan penggeledahan yang di hadiri Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko A Dahniel dan Pangdam IV/Diponegoro, Mayjend TNI Mohammad Effendi.
"Dulu sempat dicari-cari tidak tahu keberadaannya di mana, namanya di kampung kan semua orang tau," tuturnya membeberkan.