Isi Lengkap Rekaman yang Catut Foto Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo hingga Viral di Twitter
Rekaman suara yang mencatut foto mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menjadi viral di Twitter, berikut isi lengkap rekaman tersebut
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Isi lengkap rekaman suara yang mencatut foto mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menjadi viral di Twitter hingga Gatot memberi klarifikasi.
Akun Youtube Portal One turut mengunggah isi lengkap rekaman suara yang mencatut foto mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo itu, Jumat (26/4/2019)
Dalam rekaman suara yang viral itu menyebutkan ada kubu yang berambisi untuk berkuasa di periode kedua.
Menurut suara tersebut, kubu tersebut begitu berambisi agar bisa bebas dari permasalahan hukum.
• Klarifikasi Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo Soal Foto & Video Rekaman di Twitter: Itu Hoax
• Misi Pasukan Kopassus Pernah Kacau, TNI AU Sempat Batalkan Penerjunan Tentara, Tapi Endingnya Sukses
• Potret Kompak Ustaz Yusuf Mansur & TGB Banjir Komentar Soal Ustadz Abdul Somad, Sebut-sebut Fitnah
• Detik-detik Wanita Dilindas Mobil Mantan Pacarnya Usai Tolak Balikan, Begini Nasib Korban & Pelaku
"Kalau itu yang mereka pikirkan, maka mereka dari sekarang-sekarang sudah kalah sebenarnya.
Tinggal tunggu waktu saja. Jadi kayak begitu. Jadi kita nggak usah terpancing juga dengan provokasi mereka, dengan melihat masifnya tindak kecurangan ini sudah memperlihatkan betapa berambisinya.
Mereka ingin berkuasa untuk periode kedua. Mereka ingin mencari aman supaya tidak diseret ke pengadilan. Ada yang ke mahkamah Internasional, ada yang di mahkamah militer, ada yang ke pengadilan sipil. Jadi kayak begitu." ucap pria dalam rekaman itu.
Rekaman suara tersebut juga menjustifikasi KPU yang disebut selalu salah input data untuk Prabowo, namun tak pernah salah data untuk Jokowi.
Bahkan, pria di rekaman itu menyebut bahwa ia telah memperoleh lebih dari seribu aduan kecurangan.
"Kita bawa santai sajalah, masih panjang proses kita. Setelah 22 Mei hitung manual ditutup oleh KPU, kita lihat siapa yang dimenangkan KPU.
Makanya form C1 itu adalah ruh kita. Kalau seandainya kita dikalahkan oleh KPU, maka kita akan adu data dengan KPU yang selalu salah input data.
Prabowo 161 dibikin 61. Alasannya salah. Ke Jokowi ditambahin 50 suara. Ke Jokowi nggak pernah salah, ke Prabowo salah. Itu satu senjata buat kita.
Nah itu sudah terjadi lebih kurang 1.268 kasus salah input data yang masuk datanya ke tangan saya. Kita tetap standar, kita tetap santai. Yang penting tetap kawal pleno di kelurahan atau di kecamatan. Karena itu semuanya kita butuhkan sebagai dokumen.
Untuk masalah ketertiban, keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, percayakan ada mereka yang diberi Undang-Undang dan amanat.
UU 22 No. 2 kepada Polri, UU 34 No. 4 kepada TNI. Mereka adalah pelindung rakyat. Tidak ada seorangpun seharusnya yang menjadi kacungnya penguasa kalau mereka paham kembali dengan UU tentang mereka lahir.