Berita Kediri
Warga Merinding Lewat Warung TKP Mutilasi Budi Hartanto, Disarankan Pemilik Warung Gelar Selamatan
Sebelumnya ada orang yang mengaku mendengarkan suara aneh seperti orang menangis di lokasi warung. "Katanya ada yang menangis, kemudian menjerit"
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id | KEDIRI - Sejumlah warga mengaku merinding saat melewati warung nasi goreng yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan dan mutilasi guru honorer Budi Hartanto (28) di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
"Malam hari lewat depan warung tempat mutilasi korban rasanya merinding. Apalagi kalau lampunya mati suasana gelap," ungkap Sutikno (40) warga Ringinrejo kepada Surya.co.id, Sabtu (27/4/2019).
Diungkapkan, selain dirinya sejumlah rekannya juga mengaku hal sama bulu kuduknya berdiri saat lewat depan warung yang pernah disewa Aris Sugianto (32) salah satu tersangka pembunuhan.
Apalagi sebelumnya ada orang yang mengaku mendengarkan suara aneh seperti orang menangis di lokasi warung.
"Katanya ada yang menangis, kemudian menjerit-jerit saat malam hari," tuturnya.
• VIRAL Sosok Spider-Man Mengendarai Sepeda Motor Sambil Mengantar Surat, ini Makna di Balik Aksinya
• UPDATE 3 Video Panas yang Hebohkan Bali, 17 Remaja Diperiksa Polisi, 2 Masih ABG
Sementara Amin (35) tak menampik penjelasan yang disampaikan rekannya. Karena dirinya telah merasakan ada aura yang aneh saat melewati warung lokasi TKP mutilasi.
"Rasanya ada sesuatu yang beda dan membuat saya merinding," ungkapnya.
Kejadian itu dialami tujuh hari pasca terungkapnya kasus pembunuhan dan mutilasi.
"Waktu itu malam hari saya naik motor lewat jalan depan warung, suasana sudah sepi saat lewat badan saya merinding," ujarnya.
Dia menyarankan pemilik warung untuk menggelar selamatan tolak balak. Karena lokasi warung menjadi lokasi pembunuhan.
"Ada arwah yang harus diruwat," tambahnya.
Warung milik almarhum Subakir ini disewa Aris Sugianto, salah satu tersangka kasus pembunuhan dan mutilasi Budi Hartanto. Aris bersama dengan Azis Prakoso menghabisi korban dan memasukkan badannya ke dalam koper.
Sementara Sujilah (65) yang rumahnya bersebelahan dengan TKP warung goreng tempat mutilasi korban mengaku sejauh ini belum mengetahui ada kejadian aneh di warung tempat tersangka memenggal kepala korban dan memasukkan ke dalam kopor.
"Rumah saya yang berdekatan kok belum pernah merasakan hal-hal aneh. Karena tak ada lagi yang menempati warungnya sekarang sepi," ungkapnya.
Warung milik Subakir ini sudah lama kosong sebelum disewa tersangka Aris. Dua anaknya tidak tinggal di Desa Sambi karena merantau ke Pulau Batam dan menjadi TKI di Malaysia.
Namun terkait peristiwa yang terjadi di warungnya sudah ada warga yang memberitahu.
"Biasanya kalau Lebaran orangnya pulang," ujarnya.