Kilas Balik

Kisah Pembunuh Terkejam, Mutilasi Korban & Darahnya Dibikin Kue lalu Dibagikan ke Orang Lain

Kisah pembunuh terkejam datang dari Italia. Dia mutilasi tubuh korban menjadi 9 bagian. Dagingnya digunakan untuk bahan sabun dan darahnya untuk kue.

Editor: Iksan Fauzi
vanillamagazine.it
Leonarda Cianciulli dan tiga korbanya. Kisah Pembunuh Terkejam, Mutilasi Korban & Darahnya Dibikin Kue lalu Dibagikan ke Orang Lain 

SURYA.co.id – Kisah pembunuh terkejam dalam sejarah datang dari Italia. Dia tega mutilasi tubuh korban menjadi sembilan bagian.

Bagian daging korban ada yang digunakan untuk bahan baku sabun, sedangkan darah korban untuk bahan kue. Kue dari darah tersebut kemudian dibagikan kepada orang lain dan sebagian dikonsumsi sendiri dan anaknya.

Pembunuh itu adalah seorang wanita yang lahir pada 18 April 1895 di Montella, Avellino. Namanya Leonarda Cianciulli.

Cianciulli lahir dari ibu yang menjadi korban pemerkosaan. Namun, setelah kabar pemerkosaan tersiar, sang pemerkosa akhirnya dipaksa nikah dengan ibunya. 

Ayah Cianciulli bernama Mariano Cianciulli. Namun, Mariano meninggal saat Leonarda Cianciulli masih kecil. Ibunya kemudian menikah lagi dengan pria lain.

Penantian Terakhir Guru Honorer pada Seseorang Terungkap di Instagram : Kamu yang Aku Tunggu

TERBARU - Siapa Orang Terakhir Bersama Guru Honorer? Dia Diduga Pembunuh dengan Motif Asmara

Pernikahan yang ternyata membuat si kecil Leonarda Cianciulli semakin menderita.

Pembunuh Terkejam
Leonarda Cianciulli (Superinteressante - Abril.com)

Selain hidup dalam kemiskinan, dia juga kerap menjadi bulan-bulanan ibunya sendiri yang sering menyiksanya secara fisik.

Bahkan, dalam suatu kesempatan Cianciulli sampai sempat mencoba untuk mengakhiri hidupnya sendiri sebanyak dua kali.

Menentang keinginan sang ibu, Cianciulli menikah dengan seorang petugas kantor pencatatan, Raffaele Pansardi, yang berusia jauh lebih tua darinya.

Tidak mengikuti kemauan sang ibu untuk menikahi seorang pria kaya, Cianciulli merasa bahwa ibunya telah mengutuk pernikahannya.

Meski tidak masuk akal, ia merasa hidupnya penuh kesengsaraan dan rasa sakit.

Kemudian, pada tahun 1921, Cianciulli dan suaminya pindah ke kota Lauria.

Sejak awal, mereka telah mengalami masalah keuangan, apalagi penghasilan Pansardi yang tak banyak.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Cianciulli juga ikut bekerja. Pada tahun 1927, ia sempat ditangkap karena penipuan dan harus masuk ke penjara.

Kisah Pertemuan Terakhir Guru Honorer Kediri Korban Mutilasi dengan Keluarga, Dia Penghidup Suasana

Setelah dibebaskan, Cianciulli dan Pansardi memutuskan untuk pindah ke Lacedonia, di provinsi Avellino, Italia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved