Berita Blitar
Mantan Bidan di Blitar yang Diduga Buka Praktik Aborsi Ilegal Kondisinya Lumpuh
Heri justru kaget dan tidak menyangka ada dugaan kasus aborsi di rumah, N. Apalagi, kondisi N sudah lanjut usia dan lumpuh.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | BLITAR - Rumah mantan bidan (sebelumnya disebut perawat), N (80), yang diduga dipakai tempat praktik aborsi ilegal berada di tengah Kota Blitar. Rumah dengan halaman luas itu berada di Jalan Semeru, Kelurahan Kepanjenlor, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.
Rumah dengan pagar besi warna cokelat itu tampak sepi, Rabu (27/3/2019). Di bagian halaman muka rumah terlihat beberapa meja kursi yang ditata mirip kafe. Tapi, pintu gerbang pagar rumah terlihat tertutup rapat.
Rumah itu berada di tengah-tengah tempat usaha. Di kanan kiri dan seberang rumah milik mantan bidan itu rata-rata pertokoan. Tidak ada rumah yang ditempati keluarga, selain rumah milik mantan bidan tersebut.
"Kalau kafe yang ada di halaman rumah ibu (bidan) itu kafenya orang lain. Mereka sewa tempat di situ," kata Ketua RT 1 RW 3, Kelurahan Kepanjenlor, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, Heri Eko Susanto.
• Polisi Selidiki Dugaan Kasus Aborsi yang Dilakukan Mantan Perawat di Blitar
Heri sendiri juga mengontrak di salah satu rumah milik mantan bidan itu. Lokasinya berada di sebelah barat rumah yang ditempati mantan bidan.
Heri sudah 32 tahun mengontrak di salah satu rumah milik mantan bidan itu.
"Saya sudah lama kontrak di sini, tapi tidak begitu akrab dengan ibu. Saya ketemu terakhir saat bayar uang kontrakan awal Januari 2019. Bayar kontraknya tahunan," ujar Heri.
Heri sudah mendengar ada polisi datang ke rumah, N.
Informasi yang dia dengar, polisi mendatangi rumah, N terkait dugaan kasus aborsi.
Heri justru kaget dan tidak menyangka ada dugaan kasus aborsi di rumah, N. Apalagi, kondisi N sudah lanjut usia dan lumpuh.
N mengalami kelumpuhan setelah kecelakaan beberapa tahun lalu.
N sempat menjalani terapi dan sudah bisa berjalan meski terpincang-pincang.
Beberapa bulan lalu, N kembali jatuh dan tidak bisa berjalan lagi.
Sehari-hari N harus memakai kursi roda untuk beraktivitas.
"Saat saya bayar uang kontrakan Januari 2019 lalu, ibu juga duduk di kursi roda. Dia sudah jarang keluar rumah," ujarnya.