Gara-gara Isu Kiamat, Warga Umbulsari Jember Juga Jual Aset Untuk Modal Mondok ke Kasembon
Isu kiamat yang ramai di Ponorogo ternyata juga terjadi di Jember. Banyak warga yang jual asetnya untuk pindah ke Malang.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Eben Haezer Panca
Mendengar keterangan itu, Sunarto sampai melontarkan pernyataan balik 'kalau di Jember ada meteor jatuh dan kiamat, apa di Malang tidak juga kiamat'. Pernyataan itu dia lontarkan untuk membuka logika pemikiran keluarga tersebut.
Pihaknya berjanji akan meminta keterangan silang (kroscek) terhadap jemaah yang sekarang sudah berada di Malang.
"Dan kalau ada yang merasa dirugikan, bisa melapor ke kami. Sejauh ini kami tampung aspirasinya karena masyarakat resah," pungkas Sunarto.
Beberapa waktu terakhir, isu kiamat bakal terjadi di bulan Ramadhan nanti menjadi viral di media sosial dan pemberitaan media. Berawal dari eksodusnya 52 orang warga Kabupaten Ponorogo ke Ponpes Miftahul Falahil Mubtadi'in di Kasembon, Malang. Mereka mondok ke Malang karena isu kiamat tersebut.
Sementara pengasuh Ponpes itu, Romli Soleh Syaifudin menuturkan lembaganya memiliki program 'Menyongsong Meteor' tentang 10 tanda-tanda kiamat, salah satunya hantaman meteor di bulan Ramadhan. Tetapi dia membantah telah mengeluarkan fatwa bahwa kiamat akan terjadi di bulan Ramadhan.
Jemaah Ponpes itu disilahkan mondok di tempat itu, memang dengan membawa bekal sendiri. "Saya tidak memberi fatwa kiamat, yang saya sampaikan ini adalah waspada meteor. Selama itu kita memperbanyak dzikir sampai selesai Ramadan," kata Romli seperti dilansir Surya pada Kamis (14/3/2019).