Berita Bangkalan Madura

Pengakuan Seorang Istri di Bangkalan Melahirkan dengan Daster Penuh Darah setelah Dibacok Suaminya

Seorang istri yang melahirkan anak pertama di puskesma setelah beberapa jam dianiaya suaminya yang berawal dari cekcok mulut.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Parmin
surya.co.id|ahmad faisol
Tersangka Sahrullah (kanan) menunjukkan lokasi penganiayaan terhadap istrinya, Maisaroh yang tengah hamil dan akhirnya melahirkan beberapa jam kemudian. 

SURYA.co.id | BANGKALAN - Seorang istri yang melahirkan anak pertama di puskesma setelah beberapa jam dianiaya suaminya yang berawal dari cekcok mulut.

Wanita tersebut  Maisaroh (22), warga Desa Landak Kecamatan Tanah Merah Bangkalan Madura.

Korban melahirkan anak pertama dengan kondisi luka robek di pundak kiri akibat bacokan suaminya, Sahrullah (22).

Hal itu terungkap setelah korban yang melahirkan di Puskesmas atas rujukan bidan.

"Korban melahirkan bayi perempuan mungil. Suami tidak mendampingi karena kami tahan di mapolsek," ungkap Kapolsek Tanah Merah AKP Andi Bahtera kepada Surya.co.id, Jumat (22/2/2019).

Wanita Yogyakarta Ditemukan Tewas di Gresik, Agus Yakin Istri Dirampok, 3 Bulan lalu Beli Mobil Baru

Pengakuan Seorang Istri di Bangkalan Melahirkan dengan Daster Penuh Darah setelah Dibacok Suaminya

VIRAL di WhatsApp (WA) dan IG, Video Pengakuan Suami Belah Perut Istri Hamil Tua Lalu Ambil Bayinya

Andi menjelaskan, Maisaroh melahirkan di Puskesmas Tanah Merah pada Rabu (20/2/2019) sore. Beberapa jam sebelumnya, ia dianiaya Sahrullah pada pukul 04.00 WIB.

Selain luka robek di pundak kiri, ia juga menderita luka memar di pipi kiri-kanan, memar di mata sebelah kanan, memar di lengan kiri-kanan, dan memar di punggung telapak kaki kanan.

"Luka robeknya lumayan parah, dijahit empat," katanya.

Andi memaparkan, dengan kondisi itu Maisaroh masih berupaya kabur ke rumah orang tuanya di Kecamatan Kwanyar. Namun upaya itu urung dilakukan.

Karena selain menderita luka bacok, kondisi kehamilan Maisaroh sudah mengalami pembukaan bahkan kontraksi hingga pendarahan.

Andi mengatakan, korban lantas memilih berhenti di bidan desa untuk mendapat penanganan awal.

"Ia lantas dirujuk ke Puskesmas Tanah Merah hingga melahirkan. Di situlah korban membuat laporan," paparnya.

Penganiayaan itu berawal dari sebuah pertengkaran pada Selasa (19/2/2019) sore. Bahkan kala itu, Sahrullah meminta ia kembali ke orang tuanya.

Namun karena sudah malam dan jauh, korban memilih bertahan bersama suaminya.

"Suami-istri itu memang bermasalah. Diduga si suami ada perempuan lain. Selasa sore cekcok," ujar Andi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved