Pilpres 2019

Viral di Qureta.com, Rizal Mallarangeng Bongkar Karakter Asli Rocky Gerung : Condong ke Prabowo

Pakar politik Rizal Mallarangeng membongkar karakter asli pengamat politik Rocky Gerung di balik sikapnya terus mengkritik kebijakan Presiden Jokowi.

Editor: Tri Mulyono
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Pengamat Politik, Rocky Gerung penuhi panggilan kepolisian terkait kasus dugaan penodaan agama di Ditkrimsus Polda Metro, Jakarta Selatan, Jumat (1/2/2019). Rocky Gerung dimintai keterangan terkait pernyataannya yang menyebutkan "Kitab Suci Adalah Fiksi" pada acara Indonesia Lawyer Club April 2018 lalu. 

SURYA.CO.ID, JAKARTA - Pakar politik Rizal Mallarangeng membongkar karakter asli pengamat politik Rocky Gerung di balik sikapnya terus mengkritik kebijakan Presiden Jokowi.

Dalam tulisannya, Rizal Mallarangeng menilai Rocky Gerung condong ke calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ketimbang calon presiden nomor urut 1 Jokowi-Maruf Amin.

Seperti diberitakan tulisan Koordinator Nasional Relawan Golkar Jokowi (Gojo) Rizal Mallarangeng di Qureta.com sehari lalu yang berjudul “Rocky Gerung, Kembang, dan Bowoisme” mendapat komentar luas di medsos.

Rizal mengatakan tulisannya itu merupakan kritik untuk Rocky Gerung, sahabatnya yang juga akademisi dan selama ini dikenal dengan jargon "akal sehat".

"Saya bersahabat dengan Rocky sejak tahun 1980-an. Kami adalah aktivis mahasiswa di puncak otoritarianisme Orba. Kenapa saya kritik dia dengan tulisan? Untuk mengingatkan dia.

Dan juga, kaum intelektual tidak dinilai dari omongannya tapi dari tulisannya. Kalau perdebatan secara tertulis, pendapat jadi lebih sistematis dan mendalam," kata Rizal kepada wartawan di Jakarta, Selasa (12/2/2019).

Dalam tulisannya, Rizal menilai Rocky Gerung tidak berimbang dalam menyajikan fakta-fakta tentang capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

"Ada keberpihakan, Rocky condong ke Prabowo dan berbagai uraiannya sudah menjadi semacam mono-kritik terhadap Jokowi," kata Rizal.

Sejatinya, akademisi yang menjadikan akal sehat sebagai konsep perjuangan, harus menimbang fakta dan argumen, serta mengarahkan 'pedangnya' kepada semua pihak di ruang publik tanpa terkecuali.

"Penguasa bisa benar bisa salah, demikian pula kaum oposisi," ujarnya.

Masih dalam kritiknya, menurut Rizal, Rocky seharusnya tidak membedakan Prabowo dan Jokowi, atau berlindung di balik argumen bahwa seorang akademisi harus selalu mengkritik kekuasaan.

"Dia memiliki bakat yang baik sebagai seorang pengkritik di luar sistem.

Terus terang, agar berimbang dan tidak melulu mengulas soal Jokowi, saya sangat ingin mendengar bagaimana Rocky menjelaskan atau mengkritik apa yang ingin saya sebut sebagai Bowoisme," katanya.

“Bowoisme adalah cara berpikir Prabowo dalam melihat situasi Indonesia. Paham ini sudah usang, sudah menjadi hantu masa lalu, yang kini terus dihidupkan oleh Prabowo,” kata Rizal.

“Bagaimana Rocky, dengan akal sehat, menimbang Bowoisme seperti itu? Kalau setia pada prinsipnya sendiri, seharusnya dia melihat kekeliruan yang begitu nyata dari ide usang seperti itu,” kata Rizal.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved